No Result
View All Result
gopos.id
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • INFOGRAFIS
    • Info Pasar
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Boalemo
    • Bolmut
    • Kota Smart
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • INFOGRAFIS
    • Info Pasar
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Boalemo
    • Bolmut
    • Kota Smart
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
gopos.id

Kita Tertipu Oleh Sistem Politik

Hasanuddin by Hasanuddin
Kamis 21 September 2023
in Politik
0
Kita Tertipu Oleh Sistem Politik

Ilustrasi perhitungan suara.(istimewa)

0
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Oleh: Hasanuddin Djadin

Di Pemilu 2009, calon DPR RI Ali Mochtar Ngabalin adalah pemilik suara terbanyak di antara calon DPR RI lainnya. Tapi kenapa Ali M Ngabalin tidak ada di Senayan?

Di Pemilu 2019, Grace Natalie pemilik 200 ribuan suara batal ke Senayan. Lebih dekat lagi, Benny Ramdani di Sulawesi Utara memperoleh suara terbanyak tapi tidak duduk pula.

Di Gorontalo Roem Kono yang memiliki suara lebih banyak daripada Elnino justru yang kedua dinyatakan menang, sementara RK dinyatakan kalah.

Kenapa bisa begitu? Karena kekeliruan pikiran para pemilih dalam menghitung kursi. Kekeliruan itu timbul ketika menyangka Pemilu berarti “orang pilih orang”. Tidak sama sekali. Kenyataannya “orang pilih partai” dan bukan “orang pilih orang”.

Ini tidak ada atau jarang di warung kopi Gorontalo. Umumnya, mereka melakukan kekeliruan yang sama, yaitu “orang pilih orang”, padahal asumsi ini hanya untuk DPD RI yang non partai.

Bagi partai, keadaan ini menguntungkan karena yang dibicarakan oleh masyarakat pemilih adalah caleg, bukan partai. Padahal peserta pemilu menurut Undang-Undang adalah parpol, bukan caleg.

Baca Juga :  Penikaman di Limboto: Dipicu Ketersinggungan Saat Bernyanyi di Atas Panggung

Di sinilah kita mulai tertipu.

Kalau mau berpikir sistemik maka yang perlu dihitung terlebih dahulu adalah pertanyaan tentang parliamentary treshold atau ambang batas parlemen. Pertanyaannya sederhana, apakah partai itu berhasil menembus batas parlemen 4% atau 23 kursi secara nasional? Jika kurang dari 23 kursi maka semua kursi itu “hangus” dan diisi oleh partai lainnya.

Inilah yang terjadi dengan Ali Mochtar Ngabalin di Maluku Utara, Grace Natalie di DKI Jakarta, dan Benny Ramdani di Sulut. Mereka menang Pemilu, tapi secara nasional partai mereka lebih kecil dari batas parlemen.

Kalau partai tersebut tembus parliamentary treshold secara nasional, maka pertanyaan kedua adalah; partai itu dapat kursi tidak di Gorontalo? Jumlahnya berapa kursi?

Ini hitungannya beda lagi. Ada sistem Saint League Murni yang mengenal angka pembagi 1, 3, 5. Sederhananya suatu partai untuk mendapatkan 1 kursi DPR RI maka dibutuhkan suara terbanyak partai itu. Sekali lagi, partai itu. Semua caleg.

Baca Juga :  Peneliti: Potensi Golkar Menang pada Pemilu 2024 Sangat Besar

Untuk mendapatkan kursi kedua maka partai itu mesti 3 (tiga) kali lebih banyak dari partai lain yang berada di urutan kedua. Jika ingin mendapatkan 3 kursi DPR RI maka suara partai itu perlu 5 (lima) kali lebih banyak daripada total partai lain yang urutan kedua.

Inilah sistem yang membuat Roem Kono (72 ribu suara) tidak duduk, sementara Elnino (67 ribu suara) justru melenggang ke Senayan. Kenapa? Karena Golkar dengan segala sumber dayanya gagal men-tigakali lipatkan suaranya terhadap Nasdem bahkan terhadap juara 3, Partai Gerindra.

Setelah tahap pertama kita menghitung parliamentary treshold, kedua menghitung kursi tiap partai, kita akan tiba pada efek ekor jas Pilpres. Pada 2019 PDI nyaris pecah telur karena rangking 4 di Gorontalo. Itu efek kemenangan Jokowi 51% di sini.

Setelah tiga tahap tersebut, barulah kita tiba pada pembahasan tentang orang. Bila melewati ketiga tahap itu, maka kita akan tertipu oleh sistem pemilu yang sedang kita hadapi. Terserah kita, berfikir sistemik atau kita tertipu oleh sistem.(***)

Tags: GorontaloPemilu 2024Sistem Politik
Previous Post

Thariq: Data Kemiskinan Harus Segera Diselesaikan

Next Post

Cerita AKBP Muhammad Alli, Tiga Kali Kontak Senjata dengan KKB Papua Sebelum Jabat Kapolres Bone Bolango

Related Posts

Pimpin DPW PAN Gorontalo, Anas Jusuf Target Empat Besar Kursi Legislatif
Politik

Pimpin DPW PAN Gorontalo, Anas Jusuf Target Empat Besar Kursi Legislatif

Rabu 14 Mei 2025
Indra Gobel Resmi Mundur dari PAN Gorontalo
Politik

Indra Gobel Resmi Mundur dari PAN Gorontalo

Rabu 14 Mei 2025
Partai Gerindra Tak Hadir di Halal Bihalal Pemprov Gorontalo, Pecah Kongsi?
Politik

Partai Gerindra Tak Hadir di Halal Bihalal Pemprov Gorontalo, Pecah Kongsi?

Minggu 6 April 2025
Mengenal Andi Ilham, Pengusaha Muda yang Punya Tekad Maju Pilwako Gorontalo
Politik

Mundur dari PDI-P, Andi Ilham: Tidak Ada Hubungan dengan Pilwako

Kamis 3 April 2025
Adhan-Marten Berpelukkan di Momen Idul Fitri
Politik

Adhan-Marten Berpelukkan di Momen Idul Fitri

Selasa 1 April 2025
Gerindra Gorontalo Segera Bangun Kantor DPD Provinsi
Politik

Gerindra Gorontalo Segera Bangun Kantor DPD Provinsi

Sabtu 8 Maret 2025
Next Post
AKBP Muhammad Alli saat menjadi Komandan di Satuan Brimob sebelum menjabat Kapolres Bone Bolango. (Foto Istimewa)

Cerita AKBP Muhammad Alli, Tiga Kali Kontak Senjata dengan KKB Papua Sebelum Jabat Kapolres Bone Bolango

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Terpopuler

  • Disekap Pria Mabuk di Kebun Tebu Tolangohula, Pelajar SMA Ini Berhasil Kabur

    Astagfirullah, Ayah Kandung Tega Cabuli Anak Kandung Sejak SMP

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ditresnarkoba Polda Gorontalo: Dua Anak Pejabat dalam Kasus Narkoba hanya Saksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 393 Jemaah Haji Kloter 28 UPG Diberangkatkan ke Tanah Suci

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendeportasian Lima Orang Warga Negara Tiongkok: Bukti Ketegasan Imigrasi dalam Menjaga Kedaulatan, Keamanan dan Ketertiban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Gorontalo Hibahkan Tanah 3 Hektar untuk Polda Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
WA Saluran
Facebook Icon-x Youtube Instagram Icon-ttk

© 2019 – 2023 Gopos.id  |  Gopos Media Online Indonesia | Gorontalo.

Iklan  |  Karir  |  Pedoman Media Cyber  |  Ramah Anak  |  Susunan Redaksi  |  Tentang Kami  |  Disclaimer

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • Info Pasar
    • INFOGRAFIS
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Ayo Germas
    • Boalemo
    • Bone Bolango
    • Bolmong Utara
    • Gorontalo Hebat
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Kota Smart
    • Pohuwato
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi

© 2019-2023 Gopos.id Gopos Media Online Indonesia | Gorontalo.