Program Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan (KREDIBALI) yang digagas Gede Andika, berhasil menggabungkan konsep, pendidikan, lingkungan dan sosial. Melaui KREDIBALI anak-anak mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris sekaligus pembiasaan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan peduli terhadap sesama.
Yusuf Konoli, Gopos.id
Di tengah situasi pandemi Covid-19, April 2020, Gede Andika, mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan jenjang Magister (S2) di salah satu kampus di United Kingdom (UK). Sebuah kesempatan yang menggembirakan sekaligus membanggakan. Maka menjelang keberangkatan menuju Inggris, Gede Andika yang bermaksud pamit ke keluarga besar yang berada di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Andika bermaksud menyampaikan rencananya yang akan tinggal selama lebih kurang setahun di UK untuk menempuh pendidikan S2.
Saat menginjakkan kaki di Desa Pemuteran, Andika melihat suasana desa yang berbeda denga masa kecilnya. Yakni sepi dan minimnya aktivitas warga. Padahal, Desa Pemuteran merupakan salah satu lokasi favorit kunjungan wisatawan. Di masa kecil, Andika sering melihat turis yang lalu lalang di Desa Pemuteran.
Ya, Covid-19 memberikan dampak terhadap berbagai lini. Tidak hanya masalah kesehatan, pandemi yang disebabkan oleh virus Covid-19 tersebut ikut berpengaruh ke sektor-sektor lainnya. Di antaranya sektor pariwisata, dan pendidikan.
Situasi itu ikut terjadi di Desa Pemuteran. Desa yang sebelumnya ramai oleh kunjungan wisata menjadi sepi akibat pandemi. Tak hanya itu anak-anak yang sebelumnya belajar tatap muka di sekolah, harus belajar di rumah masing-masing. Namun banyak anak-anak di Desa Pemuteran yang tak bisa mengikuti sistem pembelajaran dari rumah. Mereka akhirnya mengikuti orang tua mereka bekerja di sawah.
Melihat hal itu Andika pun tergerak. Ia lalu memikirkan sebuah gerakan membantu pendidikan anak-anak yang mendapat dukungan dari masyarakat. Maka pada Mei 2020 lahirlah sebuah project Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan (KREDIBALI). Yaitu program edukasi bagi anak-anak berupa les Bahasa Inggris.
Menariknya kegiatan les Bahasa Inggris ini dipadukan dengan upaya pelestarian lingkungan. Anak-anak yang mengikuti les Bahasa Inggris diwajibkan mengumpulkan sampah plastik dari rumah masing-masing. Sampah-sampah plastik itu menjadi bayaran bagi anak-anak yang mengikuti pembelajaran les Bahasa Inggris.
“Sampah plastik merupakan salah satu masalah yang menjadi konsen dalam sektor pariwisata di Bali,” kata Andika dalam talkshow Good Movement Kisah Inspiratif Penerima SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan GNFI Academy, 21 Agustus 2023.
Sampah plastik yang diserahkan oleh siswa peserta les Bahasa Inggris lalu dikonversikan dalam nilai Rupiah kemudian disimpan dalam bentuk tabungan. Dalam kegiatan ini, Kredibali bekerja sama dengan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang konsen dalam penanganan sampah. Selanjutnya tabungan dari sampah yang telah terkumpul digunakan untuk membeli beras yang kemudian disalurkan kepada keluarga kurang mampu.
“Mereka sendiri yang menyalurkan beras kepada keluarga-keluarga yang membutuhkan,” ujar Andika.
Rela Membatalkan Beasiswa ke UK
Gerakan yang diinisiasi Gede Andika berupa edukasi Bahasa Inggris untuk anak-anak di Desa Pemuteran saat wabah Covid-19 memberikan dampak positif. Hal itu ditunjukkan dengan antusiasme anak-anak usia sekolah mengikuti kegiatan edukasi Bahasa Inggris. Sebanyak 75 anak-anak mengikuti edukasi Bahasa Inggris yang kali pertama dilaksanakan Kredibali pada Mei 2022.
“Jumlah peserta saat itu memang terbatas karena ada kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat. Jadi kita hanya bisa menampung 75 orang,” ungkap Andika.
Dari Desa Pemuteran, Buleleng, kegiatan KREDIBALI berlanjut ke Kabupaten Gianyar. Tepatnya di Desa Puhu, Kecamatan Payangan. Konsep yang diterapkan sama. Siswa-siswi diberikan pembelajaran Bahasa Inggris dengan kewajiban membawa sampah plastik dari rumah/lingkungan masing-masing.
Melihat animo siswa yang tinggi untuk belajar Bahasa Inggris serta dukungan orang tua, Gede Andika akhirnya memutuskan untuk membatalkan niatnya berangkat ke UK. Sejatinya pada September 2022 lalu ia bertolak ke UK untuk menjalani perkuliahan.
“Ketika saya memilih untuk mengambil beasiswa S2 di UK, artinya hanya saya yang yang akan diuntungkan. Berbeda bila saya memilih untuk tinggal dan membangun program ini, banyak anak-anak yang akan merasakan manfaatnya,” tutur Andika.
Jumlah siswa untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris oleh Kredibali di Desa Pemuteran terus meningkat. Dari sebelumnya sebanyak 75 siswa (kelas pertama), saat ini anak-anak yang bergabung dalam program KREDIBALI sebanyak 275 orang. Demikian pula di Buleleng tercatat ada sebanyak 152 anak yang tergabung dalam program KREDIBALI.
Pendidikan, Lingkungan, Sosial
Ddukasi dan literasi yang diusung KREDIBALI tidak hanya bertumpu pada aspek pengetahuan semata. Lebih dari itu, KREDIBALI turut menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, dan sosial. Hal itu dilakukan dengan konsep pendidikan, lingkungan dan sosial.
Ketiga konsep yang ditanamkan tersebut selain kepada anak-anak peserta les Bahasa Inggris, juga ikut mendorong peran serta para orang tua serta masyarakat. Bila sebelumnya masyarakat belum terbiasa atau hanya membiarkan begitu saja sampah plastik, kini mereka terdorong untuk lebih peduli. Bahkan tak sedikit orang tua ketika bertemu dengan Gede Andika mengaku menjadi peduli terhadap lingkungan setelah anak-anak mereka mengikuti program KREDIBALI.
“Kadang ada orang tua yang datang ke saya dan bilang, Pak Andika, saya malu loh anak saya sampai bilang pak, bu, ini sampah plastik bisa dipakai jadi jangan dibuang begitu saja,” ungkap Andika.
Setali tiga uang, kontribusi sampah di tempat belajar KREDIBALI ikut meningkat. Di Desa Pemuteran mencapai 781 kg sampah plastik dan telah dikonversi menjadi 320 kg beras dan didistribusikan kepada 127 lansia yang membutuhkan.
“Di Gianyar sebanyak 152 anak telah tergabung dalam program KREDIBALI dengan kontribusi sampah plastik 314 kg. Dari jumlah tersebut telah dikonversi ke beras sebanyak 118 kg dan telah disalurkan untuk 72 lansia,” tutur Andika.
Andika mengemukakan, program KREDIBALI saat ini sedang dilaksanakan di Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli. Kegiatan edukasi bahasa Inggris diberikan anak-anak di sekitar kawasan hutang lindung. Namun berbeda dengan di Desa Pemuteran atau di Gianyar, di Kintamani anak-anak peserta les Bahasa Inggris diwajibkan untuk menanam dan merawat satu pohon hingga tumbuh besar. Langkah ini dilakukan agar hutan di Batur tak lagi gundul dan kembali lebat.
“Kami sadar bila gerakan ini merupakan jangka panjang. Tetapi kami optimistis bila pencapaian ke depan akan ditentukan oleh langkah hari ini,” tandas Andika.
Apresiasi SATU Indonesia Awards
Kegigihan Gede Andika menginisiasi KREDIBALI dalam mengedukasi anak-anak serta menanamkan kepedulian lingkungan dan sosial mendapat apresiasi dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia. Gede Andika dinobatkan sebagai penerima apresiasi SATU Indonesia Award 2021 kategori Perjuangan Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.
Andika mengakui bila apresiasi tersebut ikut membantu gerak dari program KREDIBALI. Dengan adanya apresiasi SATU Indonesia Awards, program KREDIBALI semakin dikenal
“Kita juga berkolaborasi dengan Kampung Berseri Astra di Bali, sehingga kesempatan untuk tumbuh dan berkembang semakin besar,” ujar Andika.
Selain apresiasi SATU Indonesia Awards, pencapaian tak kalah penting yang dirasakan Andika adalah meningkatnya kemampuan dan kepercayaan diri anak-anak peserta Program KREDIBALI. Seperti ada salah satu siswa peserta program KREDIBALI mendapat beasiswa penuh di sekolah internasional berkat kemampuan berbahasa Inggris. Siswa tersebut memenangi kompetisi pidato berbahasa Inggris.
“Yang juga membuat saya tidak kalah bahagia adalah anak-anak di desa, yang dulu mungkin ketika saya tanya sangat sulit sekali untuk muncul, sekarang mereka sudah berani tampil dan berbicara,” ungkap Andika gembira.(***)