GOPOS.ID GORONTALO – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa mengungkapkan, deteksi dan pengobatan Tuberkulosis (TBC) bisa dilakukan oleh klinik pemerintah, klinik swasta dan praktek dokter mandiri. Hal itu disampaikan Kadinkes Anang saat diwawancarai tim Infokom usai memberikan arahan pada pertemuan koordinasi Perluasan Public Private Mix (PPM), Selasa (02/04/2024) di Hotel Elmadinah Kota Gorontalo.
“Ini adalah pertemuan terkait dengan upaya memperkuat koordinasi PPM (public private mix) untuk penanganan TBC dan termasuk juga terapi untuk pencegahan TBC bisa dilaksanakan di klinik swasta dan juga dokter praktek Mandiri,” ungkap Anang.
Di tahun 2023, kata Anang dari 25 klinik swasta yang ada di Provinsi Gorontalo hanya 1 (satu) klinik yang melaporkan penemuan kasus TBC sehingga langkah-langkah yang harus dilakukan adalah meningkatkan koordinasi dan memperkuat komunikasi.
“Tadi pengelola klinik dan dokter praktek mandiri menyampaikan bahwa koordinasi yang terjadi selama ini memang masih kurang sehingga itu yang perlu ditingkatkan, jadi komunikasi antara pengelola TBC di Puskesmas dengan para dokter dan pemilik klinik itu yang diperkuat demikian juga untuk koordinasi kita di Provinsi, mereka tadi minta kalau bisa dibuatkan grup (WhatsApp) supaya mudah komunikasi,” ujar Anang.
Dengan adanya keterlibatan klinik swasta dan praktek dokter mandiri diharapkan penanganan TBC bisa memberikan kontribusi positif dalam upaya deteksi dini dan penemuan kasus, upaya pencegahan dan meningkatkan pengobatan hingga tuntas karena berdasarkan case cade jumlah kasus TBC di Indonesia tahun 2022 diketahui klinik swasta menyumbang 23% dari terduga TBC dan 6% kasus TBC diobati.
“Ya karena tadi saya sebutkan ada 23% kontribusi dari pihak swasta dan selama ini itu belum tercatat dengan baik, maka dengan adanya keterlibatan dokter praktek swasta dan klinik diharapkan ini akan menjadi lebih baik. Kemudian dari sisi pelaporan tentu lewat SITB ini juga akan semakin meningkatkan cakupan kita dan yang paling penting penderita dan keluarganya atau yang dekat dengan mereka bisa terdeteksi dengan baik sehingga mudah di diagnosis dan diobati,” pungkas Anang.
Pertemuan ini menghasilkan komitmen bersama Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas, klinik pemerintah, klinik TNI-POLRI, klinik swasta dan praktek dokter mandiri untuk meningkatkan deteksi dini, melaporkan hingga memberikan pengobatan sampai tuntas. (Putra/Gopos)