GOPOS.ID, MARISA – Merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi dan kambing menjelang Iduladha, membuat Bidang Kesehatan Hewan (Keswan), Dinas Pertanian Pohuwato mengambil langkah antisipatif. Pengecekan tempat pemotongan hingga pengawasan penjualan ternak sapi dilakukan secara intensif.
Drh. Yani Susilo mengemukakan, sampai dengan saat ini penyebaran PMK di wilayah Pohuwato belum terdeteksi. Itu artinya ternak sapi dan kambing yang ada di wilayah Pohuwato masih bebas PMK.
“Saat ini yang dilakukan untuk mencegah masuknya PMK di Pohuwato, dengan cara operasi lalu lintas ternak baik darat maupun laut. Setiap ternak yang masuk di wilayah yang belum terdampak PMK, wajib mengikuti karantina hewan selama 14 hari,”ungkap dr Yani, Kamis, (22/06/2022)
Pihaknya juga telah mengadakan Komunikasi Edukasi Informasi (KEI) terhadap masyarakat memiliki hewan ternak, untuk mencegah virus PMK menyerang pada hewan ternak itu sendiri.
“Kita mengadakan KEI, jadi kita sering turun langsung kelapangan, yang terpenting selalu menjaga kesehatan ternak. Kita juga mengadakan pelayanan kesehatan ternak kepada masyarakat yang memilikinya,”papar dr Yani
Dirinya juga menyampaikan, penyebaran PMK tidak menyebar ke manusia, tetapi hanya pada hewan ternak saja. Sehingga akan berdampak kerugian pada peternak, menyebabkan harga menurun drastis.
“Penyakit ini tidak menular ke manusia, tapi penyakit ini berdampak pada peternak, seperti harga ternak Rp. 30 juta, hanya ditawar dengan harga dibawah dari itu,”tutur dr Yani
Menjelang lebaran Idul Adha di setiap tempat penjualan dan pemotongan, dirinya berharap selalu memberikan informasi jika ada sapi yang memiliki hal-hal yang mencurigakan.
“Menjelang Idul Adha kita sudah rutin turun melakukan pemeriksaan Post Mortem, terutama pada penyelenggara pemotongan hewan kurban. Kita juga memberikan pemberitahuan bagaimana ciri-ciri hewan memiliki PMK, sebelum melakukan pemotongan,” tutup dr Yani. (Yusuf/gopos)