GOPOS.ID, GORONTALO – Kepala BMKG Stasiun Geofisika Gorontalo, Gandamana Matondang S.T menyebutkan bahwa pihaknya belum mendapat laporan kerusakan akibat gempabumi berkekuatan 6,3 magnitudo yang mengguncang wilayah Gorontalo, Rabu (18/1/2023) pukul 08.35 Wita.
“Dengan gempa yang terjadi pada pagi pukul 08.35 Wita dan dirasakan III MMI di seluruh Provinsi Gorontalo, sampai saat ini info kami terima belum ada laporan kerusakan,” ujar Gandamana.
Ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan jangan panik karena menurut dia gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Bahkan pihaknya juga terus memantau perkembangan gempa sampai saat ini.
“Masyarakat dihimbau untuk tenang dan dapat beraktifitas kembali seperti sedia kala. Masyarakat juga bisa menghubungi BMKG untuk mendapatkan informasi yang pasti terkait gempabumi di Gorontalo,” katanya.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pusat gempa diperkirakan berada 69 kilometer Tenggara Bone Bolango. Atau pada 0,07 Lintang Selatan, dan 123,28 Bujur Timur. Kedalaman gempa berada di 138 kilometer di bawah laut. BMKG menyatakan gempa tidak berpotensi tsunami.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,01° LU ; 123,27° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 28 Km arah Selatan Bulawa, Bone Bolango, Gorontalo pada kedalaman 148 km.
Sementara dampak gempabumi dirasakan juga di daerah Luwuk dan Ampana dengan skala intensitas III-IV MMI, daerah Kotamobagu, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow, Kota Gorontalo, Taliabu, Minahasa Tenggara, Boalemo, Minahasa Selatan, Toli-Toli, Poso, dan Kabupaten Bone Bolango dengan skala intensitas III MMI.
Di daerah Kabupaten Gorontalo Utara, Sanana, dan Palu dengan skala intensitas II-III MMI, daerah Ternate, Morowali, Manado, Halmahera Selatan dan Labuha dengan skala intensitas II MMI. (Isno/gopos)