GOPOS.ID, GORONTALO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo kembali merilis indeks harga konsumen (IHK) di Provinsi Gorontalo, Senin (3/10/2022). Hasilnya, Kota Gorontalo mengalami inflasi sebesar 0,49 persen di Bulan September.
Inflasi di Bulan September ini dipicu oleh adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Seperti diketahui, di awal September, Pemerintah mengeluarkan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi dengan rincian Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter. Sedangkan Pertamax Rp 12.500 menjadi 14.500 per liter.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif mengatakan dari segi kelompok pengeluaran, transportasi menjadi kelompok pengeluaran tertinggi dengan jumlah IHK sebesar 122,46 persen dengan tingkat inflasi pada September sebesar 9,7 persen.
“Inflasi Kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan indeks pada 6 kelompok pengeluaran, penurunan pada 2 kelompok pengeluaran, serta 3 kelompok pengeluaran tidak mengalami perubahan indeks,” ujar Mukhanif
Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,49 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,09 persen, kelompok transportasi sebesar 9,7 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,36 persen .Â
Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -2,13 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,19 persen,” beber Mukhanif.
Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi bulan ini adalah bensin dengan tingkat inflasi sebesar 0,8677, selanjutnya angkutan antar kota sebesar 0,0906 persen, pisang sebesar 0,0498 persen dan angkutan udara sebesar 0,0452 persen dan beberapa komoditas lainnya penyumbang inflasi.
Sedangkan kelompok komoditas yang mengalami deflasi tahun ini adalah tomat dengan nilai deflasi -0,2806 persen, bawang merah -0,1543 persen, ikan malalugis/ikan sorihi -0,1015 persen dan beberapa komoditas lainnya.
Menurut Mukhanif, laju inflasi tahun kalender pada September 2022 sebesar 4,49 persen dan lanjut inflasi year on year atau dari September 2022 terhadap September 2021 sebesar 5,65 persen. (muhajir/gopos)