GOPOS.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan terobosan meningkatkan produksi pertanian melalui peningkatan minat generasi muda. Salah satunya melalui Santri Tani Milenial. Program yang merangkul empat juta santri di seluruh Indonesia untuk membangun pertanian.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, santri tani milenial merupakan upaya serius Kementan dalam regenerasi di sektor pertanian. Hal ini penting mengingat kebutuhan pangan masa depan akan semakin besar seiring laju pertumbuhan penduduk. Namun pekerja sektor pertanian justru turun dan diisi oleh petani yang senior.
“Alhamdulillah ada energi baru untuk pertanian kita, santri milenial yang jumlahnya 4 juta seluruh Indonesia,” ujar Amran Sulaiman saat melauching Santri Tani Milenal, Sabtu (26/1/2019) di Tasikmalaya.
Menurut Amran Sulaeman, Kementan sudah membuat peraturan agar para santri bisa akses langsung ke Kementerian tanpa prosedur yang berbelit. “Salah satu bantuan adalah kita alokasikan 1 juta ayam untuk seluruh pesantren,” kata Amran.
Baca juga : Boalemo Diterjang Banjir, 655 Rumah Terendam, 2.208 Jiwa Terdampak
Amran menyatakan, memperkenalkan dan menggerakan santri milenial adalah pilihan strategis untuk regenerasi dan meningkatkan produktivitas pertanian. Melibatkan para santri merupakan bagian dari program yang lebih besar.
“Yakni gerakan 1 juta petani milenial yang sudah ditetapkan sebagai program prioritas membangun manusia Indonesia di 2019,” ungkap Amran Sulaiman.
Dalam kegiatan yang dihadiri perwakilan Ponpes se-Indonesia itu, Kementan memberikan bantuan benih unggul padi, jagung, dan tanaman hortikultura. Selain itu 102 ekor sapi, 500 ekor kambing/domba, dan 10.000 ekor ayam. Bantuan alat mesin pertanian (alsintan) berupa 10 hand tracktor. Jumlah ini masih terus berkembang sambil melakukan pendataan potensi pesantren-pesantren yang ada.
Baca juga: Tahun Ini, RSUD Ainun Habibie Target Naik ke Tipe C
Data Badan Penyuluhan dan Pengambangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengungkapkan, Gerakan Petani Milenial melibatkan satu juta petani milenial yang tergabung dalam 40.000 kelompok petani. Mereka tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Dari Aceh sampai ke Papua, dan dibagi dalam zona kawasan jenis komoditas pertanian. Mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
“Jumlah petani milenial setiap provinsi berbeda-beda berdasarkan jumlah petani yang tergolong ke dalam usia milenial. Yaitu 19–39 tahun. Atau, petani yang tidak berada dalam range umur tersebut tetapi berjiwa milenial, tanggap teknologi digital, tanggap alsintan dan mempunyai lahan,” kata Kepala BPPSDMP Momon Rusmono.(adm-02)