GOPOS.ID, GORONTALO – Kejaksaaan Tinggi (Kejati) Gorontalo menggelar vaksinasi massal bagi 1.104 orang yang terdiri masyarakat dan pelajar, Selasa (21/9/2021). Kegiatan yang dipusatkan di halaman kantor Kejati Gorontalo itu diikuti warga dan pelajar dari wilayah Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango.
Pelaksanaan vaksinasi massal dimulai pada pukul 08.00 Wita hingga pukul 12.00 wita. Kegiatan untuk mendukung pencapaian kekebalan komunal (herd immunity) itu melibatkan tim medis dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo, dan Kabupaten Bone Bolango.
Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Gorontalo, Risal Nurul Fitri, menerangkan vaksinasi massal secara terpusat di Kantor Kejati Gorontalo ini dilakukan untuk meningkatkan capaian vaksinasi Provinsi Gorontalo. Pelaksanaan vaksinasi mengikutsertakan Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Gorontalo, dan Kabupaten/kota.
“Pada pelaksanaan ini telrihat masyarakat begitu antusias untuk mendapatkan vaksin. Ini menujukkan bila animo masyarakat untuk divaksin sudah mulai meningkat,” kata Risal.
Sejalan pelaksanaan vaksinasi massal, Kejati Gorontalo juga ikut mengimbau kepada masyarakat agar tak mempercayai berita bohong atau hoaks tentang vaksin. Kejati Gorontalo akan menindak tegas bagi para penyebar informasi bohong (hoaks).
“Jangan percaya hoaks. Barang siapa yang menyebarkan hoaks akan dilakukan penindakan secepatnya. Apabila masyarakat Gorontalo yang masih berani menyebarkan hoaks, maka kami dari penegak hukum, kepolisian dan kejaksaan akan menindak,” tegas Risal.
Pelaksanaan vaksinasi di Kejati Gorontalo akan berlangsung selama dua hari. Yakni pada 21 dan 22 September 2021.
Baca juga: Litbangkes Sebut Penanganan Covid-19 di Gorontalo Perlu Sinergi dari Forkopimda
Terpisah, dr. Taufik R Biya, Sp.PD, selaku Koordinator Tim Medis Vaksinasi di Kejati Gorontalo, mengimbau masyarakat tak takut untuk divaksin. Sebab vaksin Covid-19 yang digunakan telah melalui uji klinis.
“Sebelum digunakan secara massal, vaksin ini sudah dilakukan uji klinis oleh BPOM. Setelah dinyatakan lulus uji klinis, baru digunakan secara massal. Jadi terjamin dari sisi keamanannya,” ujar dokter spesialis penyakit dalam itu.
Menurut Taufik Biya, dalam setiap pengobatan termasuk vaksinasi/imunisasi memang terdapat efek samping. Akan tetapi efek sampingnya minimal, dan senantiasa dipantau oleh tim medis/tenaga kesehatan.
“Setiap manusia berbeda-beda responnya ketika dilakuan imunisasi atau vaksinasi. Ada yang memang tidak memiliki gejala apapun. Ada pula yang timbul reaksi. Tetapi tak perlu khawatir. Kita ambil positifnya. Sebelum divaksin sebaiknya istirahat yang cukup, serta makan/sarapan terlebih dahulu,” imbau dokter yang bertugas di RS Hasri Ainun Provinsi Gorontalo itu.
Bupati Bone Bolango, Hamim Pou, mengungkapkan kegembiraannya melihat antusias warga Bone Bolango yang datang ke Kejati Gorontalo untuk mengikuti vaksinasi. Orang nomor satu di Bone Bolango itu mengungkapkan, ke depannya vaksin akan menjadi kebutuhan dan gaya hidup.
“Bila kita tidak divaksin maka kita tak bisa kemana-mana. Sebab ke depannya bila ke mall wajib vaksin, ke tempat acara wajib vaksin, dan lain-lain. Maka dengan vaksinasi kita bisa leluasa bergerak,” ungkap Hamim Pou.
Oleh karena itu, Hamim Pou, kembali mengajak masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Apalagi saat ini layanan vaksinasi disediakan oleh pemerintah mapun TNI-Polri.
“Bila kita menyayangi diri dan keluarga kita maka mari kita ramai-ramai ikut vaksin,” imbau Hamim Pou. (sari/hasan/gopos)