GOPOS.ID, BOTUMOITO – Kebakaran dua rumah dan satu kios di Desa Tapadaa, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo diduga dipicu oleh arus pendek atau korsleting listrik. Yakni pada instalasi listrik rumah milik Ritje Rahim (63).
Staf Pengelola Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Pemadam Kebakaran Boalemo, Syamsudin Rabiasa, mengatakan pihaknya menerima informasi terjadinya kebakaran pukul 14.52 Wita melalui sambungan telepon. Berdasarkan keterangan dari pemilik rumah Ritje Rahim, yang diduga sebagai sumber api, pada saat kejadian dirinya sedang berada dalam rumah. Ia mengetahui kebakaran setelah mendengar teriakan sejumlah warga dari luar rumah.
“Ibu Ritje Rahim keluar dan melihat lantai dua rumahnya sudah mulai terbakar. Lokasi kebakaran di lantai 2 membuat api sulit dipadamkan saat itu,” jelas Syamsudin.
Syamsudin Rabiasa menuturkan, api terus membesar dan merambat pada rumah milik Teti Tuliabu, dan kemudian kios milik Rasid Baridu. Rumah dan kios terletak berdekatan dengan rumah sebagai sumber api.
“Sekitar pukul 15.00 2 mobil damkar tiba di lokasi dan mulai memadamkan api. Pemadaman dibantu dengan masyarakat setempat serta jajaran terkait lainnya,” tutur Syamsudin.
Syamsudin Rabiasa menguraikan, kebakaran mengakibatkan kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta. Sebab saat kebakaran tersebut selain 2 rumah 1 kios terdapat juga barang-barang di dalam rumah tersebut yang ikut terbakar.
“Seperti 2 unit laptop, 1 lemari es, 1 mesin cuci, 1 unit televisi, 1 unit printer dan dokumen penting lainnya,” urai Syamsudin.
Baca juga: Dua Rumah dan Satu Kios di Tapadaa, Boalemo, Ludes Terbakar
Syamsudin Rabiasa menambahkan, kebakaran turut mengakibatkan satu orang mengalami luka ringan di tangan sebelah kanan akibat terkena goresan paku. Api berhasil dipadamkan oleh Pemadam Kebakaran Boalemo pada pukul 16. 00 Wita.
Terpisah, Kepala Desa Tapadaa, Risden Pakaya, mengemukakan kebakaran rumah yang dialami Teti Tuliabu menyisakan pakaian di badan. Seluruh harta benda dalam rumah ludes terbakar. Teti sendiri merupakan seroang janda dengan tiga orang anak.
“Pemerintah desa memberikan perhatian khusus kepada para korban yang saat ini masih trauma,” ungkap Risden.
Lebih lanjut Risden mengemukakan, Pemerintah Desa akan mengupayakan bantuan untuk para korban melalui RKPDES lewat perencanaan anggaran 2021 ke 2022.
“Kami juga akan membuatkan beberapa proposal yang akan kami masukan ke tiap-tiap instansi. Lebih khusus kepada instansi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Sebagai antisipasi kami sebagai pemerintah desa, karena mengingat dana yang akan terpakai nanti dalam perkiraan sekitar Rp300 juta bahkan lebih,” tutup Risden. (Indra/mahmud/gopos)