GOPOS.ID, GORONTALO – Puluhan mahasiswa yang tergabung Aliansi Mahasiswa dan Pelajar Kawasan Paguyaman Raya (AMPKPR) melakukan demonstrasi hingga menyegel Kantor BSG Wilayah Gorontalo, Rabu (16/4/2024).
Dalam aksi, para pendemo menyampaikan protes dan penolakan atas isu yang beredar terkait ada lobi-lobi antara pihak BSG dan pemerintah daerah.
“Pada hari ini kami sangat kecewa dengan BSG atas kemarahan Provinsi Gorontalo. BSG sendiri seakan-akan tutup mata dan telinga karena ada beberapa pimpinan daerah yang menarik saham dari BSG sehingga terjadi lobi-lobi politik terhadap pimpinan daerah,” kata Jasmin Dalango, salah satu mahasiswa.
Aksi ini kata dia, tidak lain menyuarakan soal penolakan isu lobi-lobi politik. Menurutnya mereka tetap komitmen dan mendukung penuh atas penyampaian pemerintah daerah terkait penarikan saham di BSG.
“Hari ini BSG devidennya kecil di Provinsi Gorontalo. Makanya timbul kekecewaan kita terhadap BSG. Kendati saham yang diberikan ke BSG begitu besar akan tetapi pengembalian tidak ada,” ucapnya.
Ditambah lagi, kata Jasmin, ada pertemuan khusus antara pihak BSG dengan pemerintah daerah untuk melakukan lobi-lobi. Dan hal itu kemudian menjadi dasar penolakan hingga melakukan aksi tersebut.
“Bahkan kita juga mendesak agar pemerintah daerah segera memindahkan dana dan saham ke bank lain selain BSG,” tegasnya.
Rencananya aksi kali ini bukanlah aksi terakhir, dan mereka para masa aksi berencana akan melakukan aksi penyegelan besar-besaran di wilayah kabupaten dan kota.
“Kita akan pantau beberapa pekan. Jadi aksi kami mendukung apa yang menjadi penyampaian pimpinan daerah terkait penarikan saham ke BSG,” tutupnya.
Sementara itu terkait aksi tersebut, Pimpinan Wilayah BSG Gorontalo, Rudianto Katili menjelaskan aksi tersebut pihaknya sempat kaget. Karena apa yang disampaikan dalam aksi lari dari pada kondisi yang ada sehingga itu yang dijelaskan.
Hal-hal apa yang terjadi di dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB), Kantor Wilayah Gorontalo sendiri tidak mengetahuinya. Mengingat pada rapat tersebut hanya kepala daerah di dalam ruangan RUPS .
“Makanya direksi datang silaturahim dan mempertanyakan ke pimpinan daerah seperti apa? Kalau memang itu kemauannya Insya Allah bisa diakomodir dengan permintaan akan ada direksi dan komisaris khusus orang gorontalo,” ujarnya. (isno/gopos)