GOPOS.ID, KWANDANG – Kepala Dinas Kesehatan (Kdinkes), Gorontalo Utara, Rizal Yusuf Kune menuturkan bahwa dirinya optimis bahwa penerapan lokasi fokus (lokus). Mampu menurunkan angka stunting di Kabupaten Gorontalo Utara.
Hal itu disampaikan Rizal usai menghadiri rapat koordinasi lintas sektor persiapan lokus stunting 2022. Dalam pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting yang berlangsung di Grand Q Hotel, Kota Gorontalo, Selasa (27/4/2021).
“Saya sangat optimis adanya lokus, mampu menurunkan jumlah stunting di Gorontalo Utara. Karena kegiatannya melalui konvergensi penurunan stunting,” kata Rizal.
Rizal mengatakan untuk posisi saat ini, Gorontalo Utara jumlah stunting berada pada angka 18,14 persen. Untuk pelaksanaan lokus stunting ke depan nantinya ada 20 indikator yang menjadi sasaran prioritas.
20 indikator yang dimaksud, 13 indikator berada di dinas kesehatan sementara 7 indikator lainnya berada di 7 Organisasi Perangkat Daerah. Seperti diantaranya dinas sosial, KB, dinas pendidikan, dinas perkim dan dinas PU.
“Untuk saat ini kami masih dalam tahap persiapan data-data. Dimana data tersebut, akan diperlukan dalam implementasi lokus nanti di setiap desa yang menjadi sasaran lokus di setiap kecamatan,” jelasnya.
Menurutnya, 7 OPD itu mungkin menjadi penunjang dalam indikator. Sehingga langka selanjutnya tinggal menunggu data, kemudian menentukan desa mana yang akan menjadi sasaran lokus stunting pada tahun depan.
“Berdasarkan indikator yang ada. Maka itu yang menjadi dasar desa mana akan dijadikan lokus stunting,” ujarnya.
Lebih lanjut Rizal mengungkapkan, dilihat jumlah stunting di 18 kecamatan, di Gorontalo Utara jumlahnya masih merata. Akan tetapi sebagai pelaksana teknis, pihaknya akan jemput bola untuk data-data tersebut.
Berkaitan dengan desa lokus stunting, Rzal mengatakan nantinya akan diadakan workshop. Dan data-data yang ada akan dikirim secara online melalui aplikasi.
Tujuan lokus stunting adalah memutuskan mata rantai stunting yang ada di Gorontalo Utara. Gorontalo Utara sendiri sudah melaksanakan langkah-langkah itu.
Pada 2018 lalu jumlah stunting berada di posisi 33 persen kemudian dia turun menjadi 10 persen sekian. Desember kemarin dinas kesehatan telah melakukan langkah gelar timbang yang dilaksanakan petugas gizi dan bidan.
“Namun saat itu kita mendapatkan 18,14 persen. Dengan angka tersebut maka kita akan lakukan 20 indikator untuk sasaran lokus, apabila tidak mencapai target. Maka kita lakukan lokus atau intervensi melalui konvergensi stunting,” tandas Rizal. (isno/gopos)