GOPOS.ID – Nama Jerome Polin belakangan ini menjadi sorotan netizen di media sosial. Belum lama ini, dia dihujat netizen hingga disebut-sebut dibenci oleh WNI yang tinggal di Jepang. Kali ini, namanya kembali menyita perhatian netizen di Twitter.
Jerome Polin dihujat setelah membuat konten video yang diunggah melalui TikTok dan Reels Instagram. Dalam video tersebut, sosok yang dikenal pintar Matematika ini terlihat joget bersama dua dokter koas, Farhan Firmansyah dan Ekida Firmansyah, menggunakan jas yang biasa dikenakan oleh seorang dokter.
Namun yang menjadi sorotan dan kritik netizen adalah caption atau keterangan dalam narasi video. Keterangan video tersebut bertuliskan, “Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin”.
Kritik tersebut pertama kali diungkapkan oleh salah seorang netizen di Twitter @rizkahasanah. Dalam cuitannya, dia mengaku tidak heran jika Jerome tidak disukai banyak orang.
“Ngeliat kemaren pasien meninggal di dpn mataku, dan bilang ke keluarganya kalo harus dilepas monitor & O2 mask nya dan supervisor saya benar-benar mengucapkan kata-kata itu… dan melihat influencer yang tidak peka ini mengolok-oloknya. Wow, tidak heran semua orang membencimu,” tulis akun Twitter @rizkahasanah.
https://twitter.com/rizkahasanah/status/1629668212538507264?s=20
Sontak, netizen ramai mengkritik Jerome Polin dan menyebutnya tidak memiliki kepekaan sosial. Pasalnya, kalimat tersebut biasanya diucapkan oleh dokter kepada keluarga pasien saat pasien tidak bisa diselamatkan.
“Melihat tingkah laku Jerome telah mengingatkan saya akan sebuah nasehat lama, ‘menjadi pintar saja tidak cukup karena yang membedakan antara manusia dengan hewan adalah akal dan adab’,” tulis akun @suf***.
“Suruh nonton hospital playlist (drama Korea) aja tu Jerome, biar tau rasanya jadi keluarga pasien dan dokter yang ga mampu mempertahankan nyawa pasiennya,” tulis akun @rof***.
“Yes, gue bukan dokter, but I’ve been working in the industry for years. Gue liat dokter2 yang udah berusaha sekuat tenaga mereka. Bayangin seorang influencer dengan mudahnya menggunakan phrase ini sebagai jokes, Impact ke orang2 bisa berubah dan menganggap ini jokes juga,” tulis akun 2ara***.
“Konteks dari kontennya yg salah, kata2 itu termasuk sensitif yg biasanya dilontarkan oleh dokter ketika udh berjuang dititik terakhir untuk pasien dan nyawa pasien sdg diujung tanduk, jadi ga etis aja kalimat itu dijadiin konteks untuk konten joget2,” tulis akun @jay***.
Menanggapi berbagai kritik dari netizen, Jerome Polin menyampaikan permintaan maaf melalui akun Twitter-nya. Dia juga berterima kasih untuk segala kritik dan saran yang membangun.
“Halo, terkait permasalahan yang terjadi belakangan ini, aku mohon maaf ya jika ada yang tidak berkenan/menyinggung. Terima kasih untuk segala kritik dan saran yang membangun. Akan aku jadikan bahan evaluasi untuk lebih baik, bijak, dan hati-hati ke depannya,” tulis Jerome Polin dikutip dari akun Twitter pribadinya @JeromePolin.
https://twitter.com/JeromePolin/status/1629826262628990977?s=20
(Nisa/Gopos)