GOPOS.ID, GORONTALO – Konstalasi politik jelang Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Provinsi Gorontalo ke-V menunjukkan geliat positif. Hampir seluruh kader setuju bahwa ketua DPD I Partai Golkar saat ini, Rusli Habibie tetap memimpin Golkar Gorontalo untuk periode ketiga.
Bahkan seluruh ketua DPD II Golkar Gorontalo setuju akan hal itu. Tak hanya menyatakan secara terbuka, para pimpinan Golkar di Kabupaten/Kota bahkan sudah mendatangi ketua umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto untuk meminta agar Rusli diberi rekomendasi sebagai ketua DPD I Partai Golkar Gorontalo.
Sejuah ini Rusli sudah menyatakan diri untuk tidak akan memaksakan diri untuk menjadi ketua di periode ketiga. Jika ada kader yang ingin maju di Musda, Rusli memberikan peluang besar. Namun kesolidan kader rupanya tak bisa dibendung.
Salah satu kader Golkar, Ghalieb Lahidjun mengungkapkan bahwa elit politik di luar Golkar jangan sampai salah menilai atas apa yang telah berjalan saat ini. Sebab ia tahu persis bagaimana Golkar membangun dinamika partai mereka.
“Golkar yang paling tau tentang Golkar. Spekulasi-spekulasi yang dibangun di luar apalagi oleh elit politik lainnya, hanya sebagai dinamika saja. Apalagi sampai ada pengamat baru yang menilai Golkar Gorontalo yang tidak tahu kondisi dan situasi politik di daerah,” ucap Ghalieb.
Kehadiran Rusli sebagai kandidat kuat ketua DPD I Partai Golkar untuk tiga periode pun membuat publik menaruh perhatian serius. Apalagi bagi mereka yang tidak menyukai Rusli Habibie.
“Rusli Habibie punya 1001 cara untuk mengelola dinamika ini. Artinya pun bahwa Golkar hari ini masih menjadi partai politik yang sulit dikalahkan dominasinya di Gorontalo,” paparnya.
Terakhir Ghalieb berpesan bahwa partai Golkar itu tau cara memulai permainan dan mengakhiri dinamika yang sudah terbangun hingga hari ini.
“Bagaimana hasilnya nanti kita lihat di Musda besok. Paling tidak Golkar berhasil membuat 1,2 juta pasang mata di Provinsi Gorontalo menyoroti Musda Partai Golkar. Dan sebagai kader Golkar saya mengucapkan banyak terimakasih,” tutup Ghalieb. (*)