GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Program pilihan Wali Kota Gorontalo, Marten Taha dan Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan F. Kono dalam mengendalikan inflasi dinilai sejumlah pihak berhasil.
Terbukti, sejak awal tahun hingga Juni untuk inflasi month to month (mtm) di Kota Gorontalo terus mengalami penurunan. Tak hanya itu, inflasi year on year (yoy) Kota Gorontalo juga menurun drastis. Bahkan, pada bulan Juni, inflasi year on year Kota Gorontalo ‘terjun bebas’ dari angka 4,35 persen di tahun 2022 menjadi 2,07 persen di tahun ini.
“Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka inflasi bulan Juni. Alhamdulillah, untuk Kota Gorontalo inflasi yoy yang pada bulan Juni tahun 2022 ada di angka 4,35 persen turun menjadi 2,07 persen di tahun 2023,” ucap Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Gorontalo, Kaima Camaru ketika diwawancarai melalui sambungan telepon aplikasi WhatsApp, Selasa (4/7/2023).
Angka inflasi 2,07 persen ini, lanjut Kaima, merupakan angka terendah se Sulawesi.
“Kita terendah di pulau Sulawesi. Pastinya juga angka ini akan berdampak pada inflasi Provinsi Gorontalo,” tandas sosok yang akrab di sapa Leni itu.
sementara itu, dihubungi terpisah, Wali Kota Gorontalo, Marten Taha menyampaikan rasa syukurnya atas terkendalinya inflasi di daerah yang dipimpinnya.
Marten pun menjelaskan langkah program yang dilakukan hingga inflasi di ibu kota dari Provinsi Gorontalo itu, terus mengalami penurunan. Menurutnya, pihaknya melakukan berbagai cara agar daya beli masyarakat terjaga. Selain itu, pihaknya juga menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran, termasuk kestabilan harganya.
“Jika bahan pokok tidak tersedia dan ditambah permintaan pasar tinggi, maka harga barang akan naik. Oleh karena itu, kami selalu memastikan bahan pokok itu tersedia di pasaran dengan harga yang bisa di jangkau masyarakat,” ungkap Marten
Ia menambahkan, pemantauan secara rutin dilakukan pihak pemkot untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dan kestabilan harga.
“Apabila kita temukan harga naik, misalnya beras maka pihak Bulog kita gandeng untuk melakukan intervensi sehingga harga bisa stabil dan terkendali. Begitu juga dengan minyak goreng, kalau stoknya kurang kita minta distributor untuk memperlancar pasokan ke pasaran. Kalau ada yang menimbun, maka siap-siap untuk disanksi tegas,” ujar Marten.
Program lain yang dilaksanakan, tambah Marten, adalah menyalurkan bibit khususnya rica yang selama ini memicu inflasi, yakni cabe ke kelompok-kelompok petani, khususnya para kaum ibu. Nama programnya adalah Mari Tanam Halaman dengan Rica atau disingkat MATAHARI.
“Terus ada juga program budi daya ikan dengan sistem Bioflok. Program ini kami laksanakan, karena ikan juga menjadi penyumbang angka inflasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, alumnus Doktoral Unhas itu menuturkan, turunnya inflasi tak lepas adanya sinergitas dan kolaborasi antara Pemerintah Kota Gorontalo dengan berbagai pihak. Seperti halnya, kata Marten, Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan berbagai unsur lainnya.
“Terima kasih kepada semua pihak yang sudah bersama-sama dengan kami dalam menjaga inflasi di Kota Gorontalo,” pungkas Marten. (Putra/Gopos)