GOPOS.ID, MARISA – Dengan komitmen tinggi dan inovasi teknologi, pengelolaan tambang bisa dilakukan secara ramah lingkungan dan berkelanjutan sembari meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal itu disampaikan General Manager Corporate Communication PT Merdeka Copper Gold Tbk Tom Malik saat mengisi kuliah umum di ruang sidang lantai empat Rektorat Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Jumat (9/6/2023).
Kuliah umum tersebut bertajuk Innovation Lecture mengusung tema “Inovasi Pengelolaan Wilayah Pertambangan yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan”.
Tom menjelaskan, industri tambang merupakan kegiatan yang mengelola sumber daya tidak terbarukan. Akan tetapi kegiatan ini bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, dengan menghasilkan mineral dan logam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dalam kontribusi ekonomi dan sosial.
“Kegiatan tambang yang dilakukan secara bertanggung jawab juga bisa mengurangi dampak terhadap lingkungan, karena diikuti konservasi lingkungan yang terukur yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Tom.
Salah satu contohnya, kata Tom Malik, adalah tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur yang dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI), anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk. Tambang tersebut menghasilkan emas dan perak dengan metode pelindian (leaching) yang efisien dan ramah lingkungan.
Metode itu juga rencananya akan dipakai di Pani Gold Project (PGP) yang berlokasi di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Tambang emas Pani akan menggunakan metode tambang terbuka dan metode pelindian (tahap 1).
Menurut data terbaru, estimasi sumberdaya mineral (mineral resource estimate) di Pani mencapai 275,8 juta ton ore yang mengandung 6,63 juta ounce emas.
“Saat ini PGP bekerja optimal untuk menyelesaikan pekerjaan infrastruktur dan seluruh fasilitas pendukung yang menargetkan mulai berproduksi akhir tahun 2025. Berbarengan dengan itu, saat ini tim juga menyelesaikan studi kelayakan agar proyek ini bisa berjalan optimal,” ungkap Tom Malik.
Pada awal tahun, fasilitas pengolahan di PGP bisa menghasilkan antara 120.000 sampai 140.000 ounce emas per tahun. Setelah penambahan fasilitas diharapkan bisa menambah kapasitas pengolahan sampai 21 juta ton per tahun.
Dengan penambahan kapasitas ini produksi emas akan naik menjadi 450.000 ounce per tahun dengan umur tambang sekitar 20 tahun.
“Keberadaan tambang, jika dikelola secara bertanggung jawab sesuai dengan peraturan berlaku, akan memberikan nilai tambah yang besar bagi perekonomian masyarakat serta pendapatan daerah dan negara,” katanya.
Dia mencontohkan, kontribusi PT BSI untuk daerah dan negara, yakni sebesar Rp 299,81 miliar melalui pajak, dan Rp188 miliar melalui royalti pada tahun 2022.
Selain itu, selama periode tersebut, BSI memiliki kemitraan dengan 154 vendor lokal dengan nilai lebih dari Rp 90 miliar.
Nilai kontribusi dari operasi di BSI ini, lanjutnya, bisa memberikan gambaran seberapa besar kontribusi yang akan diberikan PGP kepada negara dan kepada daerah, khususnya Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato ke depan.
PGP dikelola bersama oleh PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS), PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM) dan PT Pani Bersama Tambang (PBT), ketiganya adalah anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Apalagi jumlah karyawan yang dipekerjakan di PGP, jumlah karyawan gabungan PT PETS dan PT GSM mencapai 353 orang di mana proporsi karyawan lokal adalah 78 persen. Jika digabung dengan jumlah karyawan perusahaan kontraktor (MMS, Major Drilling, Arkato, Valentis, Intan Angkasa) jumlahnya menjadi 1.444 karyawan. Ini merupakan bukti nyata benar-benar menyediakan lapangan kerja bagi warga lokal.
Sementara itu, terkait konservasi lingkungan, dari kewajiban rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) seluas 600 hektar (PT GSM) dan 104 hektar (PT PETS), PGP telah menyerahterimakan area rehabilitasi kepada negara seluas 500 hektar. Selebihnya masih dalam proses rehabilitasi dan akan segera diserahterimakan ketika selesai.
Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan UNG, Yuniarti Koniyo mengatakan, semua pihak harus sadar terhadap kelestarian lingkungan, melalui kuliah inovasi tersebut Civitas UNG bisa mengetahui isu-isu prioritas dan inovasi yang bisa kita laksanakan dalam pengelolaan wilayah pertambangan yang ramah lingkungan, serta sebagai upaya mendukung upaya UNG menuju PTN BH melalui penguatan pengelolaan sumberdaya alam.
“Saya yakin dengan kolaborasi dalam inovasi, agenda pelestarian lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam, khususnya kawasan pertambangan, jika dilakukan secara bersama-sama dan terus-menerus akan menghasilkan keberlanjutan untuk anak cucu kita,” tutup Yuniarti.(Yusuf/Gopos)