GOPOS.ID, JAKARTA – Pemerintah mempertimbangkan penawaran kerja sama bilateral pengembangan nuklir dari sejumlah negara, termasuk Rusia. Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, melalui keterangan tertulisnya, terkait ketertarikan perusahaan energi Rusia untuk mengembangkan industri pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN di Indonesia.
“Kami lihat nanti mana yang kompetitif dan reliable. Kebutuhan untuk nuklir baru akan dimulai tahun 2040 berdasarkan peta jalan energi yang telah kami susun,” kata Menteri ESDM, Arifin seperti dilansir dari infopublik.id.
Arifin menyatakan Indonesia mempunyai bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan setrum nuklir dan permintaan listrik bersih ke depan. Ia menekankan agar pemintaan listrik harus aman dan teknologi nuklir juga harus proven.
Baca juga: Dua Minggu Lagi, Masuk Kantor dan Mal Wajib Vaksin Booster
Dalam tempo 20 tahun ke depan, lanjutnya, banyak negara juga akan menerapkan dan memanfaatkan teknologi nuklir dan tentu saja teknologi nuklir tersebut akan semakin terbukti aman.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ketertarikan perusahaan dari negaranya untuk mengembangkan industri setrum nuklir di Indonesia usai dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Putin mengungkap perusahaan energi Rusia bernama Rosatom State Coorporation yang punya pengalaman, kompetensi, hingga teknologi bersedia terlibat dalam proyek bersama pengembangan industri energi nuklir di Indonesia. (muhajir/infopublik/gopos)