GOPOS.ID, GORONTALO – Hari Solidaritas Hijab Internasional (IHSD) turut diperingati Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Gorontalo-Sulawesi Utara, Jumat (13/9/2019). Peringatan dilakukan melalui aksi damai di perlimaaan Telaga, Kota Gorontalo.
FSLDK Go-Sulut ini terdiri LDK Universitas Negeri Gorontalo (UNG), LDK Universitas Gorontalo (UG), LDK Insitut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo (IAIN SAG) serta LDK Poltekkes Gorontalo.
Dalam aksi tersebut, Forum Silaturahmi LDK Go-Sulut mengajak agar kaum perempuan Gorontalo, terutama yang beragama Islam, agar menutupi aurat. Yaitu dengan mengenakan hijab atau penutup diri sesuai syariat agama.
Dalam aksi itu para mahasiswi turut membagikan jilbab, pakaian gamis kepada setiap pengguna jalan. Tujuannya agar kaum hawa senantiasa menggunakan pakaian tertutup.
“Hari ini kami dari lembaga dakwah kampus, turun ke jalan dalam rangka memperingati hari hijab internasional. Kami ingin menyampaikan pentingnya berhijab bagi kaum hawa. Wanita adalah aurat. Maka dari itu penting berhijab. Hijab tanpa nanti, taat tanpa tapi, berjilbab itu wajib, bukan pilihan dan tak perlu banyak alasan,” ucap orator Sahrullah Abas.
Sementara itu Koordinator Kemuslimahan FSLDK Go-Sulut, Nurdana Teni, mengatakan hari solidaritas hijab internasional (IHSD) dilatarbelakangi oleh adanya keputusan pemerintah London yang melarang mahasiswa untuk memakai simbol-simbol keagamaan, sehingga banyak warga muslim yang memprotes keputusan ini. Hal tersebut menyulitkan muslimah untuk menutup aurat secara sempurna.
“Pada tanggal 4 september 2004 diadakanlah konferensi London yang dihadiri oleh Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof Tariq R. dan juga 300 delegasi dari 102 organisasi Inggris International,” ujarnya.
Konferensi London menghasilkan keputusan menetapkan: dukungan terhadap penggunaan jilbab. Penetapan tanggal 4 september sebagai hari solidaritas jilbab internasional (IHSD). Rencana aksi untuk tetap membela hak muslimah untuk mempertahankan busana takwa mereka.
Baca juga: Ketua PN Marisa Bangga Nawawi Pomalango Terpilih Sebagai Pimpinan KPK
International Hijab Solidarity Day (IHSD) awalnya diprakarsai para pemeluk Islam di 4 negara, yakni; Perancis, Jerman, Tunisia dan Turki. Karena di negara-negara tersebut para muslimah berhijab seringkali mendapat diskriminasi dan kesulitan. Banyak gadis muda berhijab diberhentikan dari sekolahnya. Sementara wanita Turki Muslim tidak diberikan perawatan medis dan akan dikeluarkan dari parlemen jika memakai hijab. Lalu di Tunisia wanita Muslim yang berhijab dibawa ke penjara dan disiksa.
“Dari hal inilah yang membuat seluruh muslimah bukan hanya di Gorontalo, tapi juga di seluruh Indonesia melalui Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus di tiap-tiap daerah melaksanakan IHSD sebagai bentuk solidaritas/ sepersamaan nasib yang sama-sama berjuang mempertahankan identitas sebagai seorang muslim,” tuturnya.
Aksi damai tersebut dijaga oleh personil kepolisian, Polres Gorontalo Kota. Aksi yang diperingati setiap tahun itu berjalan aman dan lancar. (Isno/gopos)