GOPOS.ID, LIMBOTO – Setelah lebih dari setahun tak menyelenggarakan sekolah tatap muka akibat pandemi Covid-19. Kabupaten Gorontalo akan menyelenggarakan persekolahan tatap muka kembali pada tahun ajaran 2021/2022.
Rencananya pembukaan sekolah di Kabupaten Gorontalo akan dilaksanakan pada 19 Juli 2021. Pihak pemerintah akan membuka sekolah secara serentak di Kabupaten Gorontalo dengan beberapa ketentuan. Yakni pemberlakuan protokol kesehatan yang sangat ketat, membatasi datangnya murid 50%, serta jam pelajaran yang dibatasi mulai pukul 08:00 – 12:00 WITA.
Selain itu, apabila sekolah berada pada Desa maupun Kelurahan yang terpapar Covid-19 akan ditutup. Siswanya kembali akan mengadakan metode Daring Guna tetap menjaga agar siswa belajar dan menerima materi pembelajaran.
Menanggapi semua hal tersebut Ketua Ikatan Dokter Indonesia IDI Kabupaten Gorontalo, Irawan Huntoyungo menegaskan pembukaan sekolah ini terlalu terburu-buru dan harus dikaji kembali.
“Ini Penting untuk lebih memperhatikan serta mempertimbangkan kembali apalagi melihat penyebaran Covid-19 mulai meningkat,” ungkap Irawan saat ditemui, Senin (5/7/2021).
Irawan mengungkapkan, apalagi saat ini sudah ada varian baru Covid-19 yakni varian delta yang dapat menular kepada Anak-anak.
“Jangan sampai kita menjadi penyebar Covid-19,” tegasnya.
Irawan mengemukakan, dirinya berkaca beberapa daerah yang ingin membuka sekolah, namun didapat hasil beberapa guru positif Covid-19 dan juga siswanya.
“Jika harus berkaca dari surat rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pembelajaran tatap muka mesti ditunda dulu, dan saya setuju,” katanya.
“Dan dikembalikan ke pembelajaran secara daring,” Imbuhnya.
Irawan menjelaskan, pada prinsipnya pembelajaran secara daring dinilai lebih efektif untuk saat ini, yang mana bila dilihat siswa sudah terlatih saat adanya Pandemi Covid-19.
“Jika dilihat, prestasi anak tak menurun dan hal tersebut dapat menunjang pendidikan untuk saat ini,” jelasnya.
Irawan mengaharapkan, Pemerintah harus mengkaji ulang serta mempertimbangkan soal penerapan sekolah tatap muka yakni dengan cara kembali untuk melakukan 3T pemeriksaan dini (testing), pelacakan (trakcing), dan perawatan (treatment), apakah benar benar meraka negatif Covid-19 dan kemudian tak tertular jika berada diluar rumah.
“Serta Penerapan 5M yakni Memakai masker. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi,” harapnya.
Irawan menerangkan, melihat tingginya angka Covid-19, wilayah zona merah harusnya tak membuka sekolah. Zona hijau harus di cek serta diperhatikan juga tetap dipertimbangkan apalagi diwilayah Kabupaten Gorontalo.
“Langkah konkrit ini harus dilihat baik untuk membuka sekolah kembali dan terus mencegah penularan Covid-19,” pungkasnya. (Putra/gopos)