GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Festival Me’eraji ke-6 Tahun 2022 merupakan kegiatan bernuansa religi dan budaya daerah Gorontalo sebagai bentuk perayaan Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW 1443 H Tahun 2022.
Anggota Legislatif (Aleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo, juga penggagas dan pembina yayasan hunto sultan amai Gorontalo, Heriyanto Thalib mengatakan, festival Me’eraji pertama kali digelar pada tahun 2008. Kemudian berlanjut tahun 2009, 2011, 2017, 2021, dan tahun 2022. Dirinya menambahkan digagasnya Festival itu sebagai upaya pelestarian budaya lokal Gorontalo bernuansa islami, yang mulai berkurang peminatnya.
“Tahun 2008 pertama kali kami mengadakan festival Me’eraji. Waktu itu kami resah karena para pembaca Me’eraji ini mulai berkurang, dan sudah pada tua. Kalau tidak ada yang belajar melantunkan tentu ini akan hilang dan dilupakan,” kata Herianto pada sambutannya pada pembukaan festival di masjid hunto, Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Kamis (3/3/2022)
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menambahkan, bahwa selain menggagas terselenggaranya festival pihaknya juga mengumpulkan berbagai data dan sumber akurat untuk menyusun naskah Me’eraji. Perlu diketahui naskah Me’eraji bertuliskan huruf arab pegon yang dibacakan dan dilantunkan dalam dialeg Gorontalo.
“Kami mengumpulkan tulisan-tulisan dan naskah Me’eraji ini bisa menjadi sebuah buku yang cukup lengkap. Ini ditulis tangan dan kami gandakan Alhamdulillah peminatnya cukup banyak, bukan hanya Gorontalo, tapi sampai ke pulau Jawa untuk dijadikan bahan penelitian. Buku ini sudah cetakan ke-sembilan, dimana setiap kali cetak 50 buku. Semuanya laku terjual,” pungkasnya.
Anggota Komisi A ini berharap dengan diselanggarakannya festival Me’eraji selama 5 itu, mulai dari tanggal 3 sampai 7 Maret banyak anak muda Gorontalo yang ikut terlibat pada lomba pembacaan Me’eraji. Sehingga budaya lokal tetap lestari (Sari/gopos)