GOPOS.ID, GORONTALO – Langkah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus gencar melakukan gerakan bersih-bersih institusi sejalan dengan situasi di tengah masyarakat. Hal itu tercermin dari hasil survei Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terhadap tingkat kepuasan kinerja Polda Gorontalo. Mayoritas masyarakat tak setuju Polisi menerima “uang terima kasih” dalam pelayanan publik.
Hasil survei menunjukkan sekitar 61,9 persen masyarakat tidak setuju terhadap pandangan Polisi boleh menerima uang tambahan (tip) atau uang rokok sebagai rasa terima kasih untuk mempercepat proses pelayanan publik.
Masih berkaitan dengan pelayanan publik, sebesar 51,3 persen masyarakat menyatakan tidak setuju Polisi boleh menerima hadiah setelah melakukan pengamanan kepada masyarakat sebagai ungkapan terima kasih.
Demikian pula dalam hal penanganan perkara. Sebanyak 66,8 persen menyatakan tidak setuju terhadap pandangan, Polisi boleh menerima bayaran untuk menghentikan penyidikan kasus tindak pidana karena perdamaian telah dicapai antara pelaku dan korban.
Di sisi lain hasil survei menunjukkan keberadaan Polri masih sangat vital di tengah masyarakat. Terutama berkaitan dengan permasalahan penanganan hukum, serta keamanan. Lebih kurang 73 persen masyarakat menyatakan setuju bahwa Polisi menyelesaikan masalah. Hanya sekitar 9,7 persen yang menyatakan bahwa Polisi tidak menyelesaikan masalah.
Selanjutnya sebesar 63,2 persen masyarakat menyatakan jika terjadi kejahatan, Polisi yang dihubungi segera datang. Sementara yang menyatakan Polisi tidak segera datang sebesar 17,1 persen.
Rektor UNG, Eduart Wolok, mengatakan survei dilaksanakan berdasarkan empat tahapan. Dimulai pra lapangan yaitu observasi, penentuan sampling, rekrutmen enumerator. Kemudian tahap lapangan pelaksanaan survei, penyebaran kuesioner, pengumpulan data sekunder, FGD.
“Kemudian tahap analisis data lapangan, dan tahap evaluasi dan pelaporan hasil survei,” kata Eduart Wolok.
Ia menjelaskan, dari hasil survei tercermin bila masyarakat Gorontalo lebih puas terhadap kondisi keamanan dibandingkan keadaan ekonomi. Hal itu selaras dengan kondisi stabilitas merupakan modal awal untuk kinerja ekonomi
“Angka keamanan yang tinggi menjadi modal besar untuk peningkatan kinerja ekonomi ke depan,” ungkap Eduart Wolok.(hasan/gopos)