GOPOS.ID, GORONTALO – Kenaikan harga beras pada Bulan Februari memicu tingkat inflasi di Provinsi Gorontalo. Jenis komoditas ini bahkan menjadi penyumbang inflasi year on year tertinggi dengan nilai andil sebesar 0,31 persen.
Menurut data BPS Provinsi Gorontalo, pada Bulan Februari 2024 Provinsi Gorontalo mengalami inflasi Year on Year (y-on-y) sebesar 3,73 persen dibandingkan Februari 2023. Rinciannya, Kota Gorontalo mengalami inflasi 1,90 persen sementara Kabupaten Gorontalo 5,31 persen secara y-on-y.
Selain beras, komoditas utama penyumbang inflasi antara lain bawang merah 0,24 persen, sigaret kretek mesin 0,22 persen, nasi dengan lauk 0,16 persen dan pisang 0,15 persen.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif menjelaskan, kenaikan harga beras memang memicu terjadinya inflasi. Bahkan, menurut kelompok pengeluaran secara y-on-y kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 8,13 persen.
“Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi secara y-on-y pada Bulan Februari adalah ikan layang/ikan benggol dengan nilai deflasi -0,27 persen, ikan tuna -0,19 persen, cabai rawit -0,13 persen, ikan malalugis/sorihi -0,10 persen dan terong -0,08 persen,” ujar Mukhanif pada rilis berita resmi statistik periode Februari 2024, Jumat (1/3/2024).
Meskipun secara y-on-y Gorontalo mengalami inflasi, perhitungan BPS menunjukkan bahwa Provinsi Gorontalo pada Bulan Februari mengalami deflasi secara month to month (m-to-m) dibandingkan Januari 2024.
“Jadi bulan ini kita mengalami deflasi sebesar -1,15 persen. Nilai deflasi ini dipengaruhi beberapa komoditas yang mengalami deflasi seperti tomat, cabai rawit dan bawang merah,” ujar Mukhanif.
Mukhanif menjelaskan, tingkat inflasi Bulan Februari ini cederung masih terkendali meskipun komoditas seperti beras mengalami lonjakan harga yang tinggi.
“Jadi relatif terkendali meskipun beras mengalami inflasi tapi di komoditas lain juga mengalami deflasi,” ujarnya. (muhajir/gopos)