GOPOS.ID, GORONTALO – Gorontalo membutuhkan sebuah giant steps atau quantum leap (langkah besar untuk keberhasilan, red) untuk menggairahkan kembali ekonominya. Tidak bisa hanya bersandar pada kegiatan yang rutin-rutin saja. Lumbung Pangan Nasional menjadi sebuah strategi jitu untuk menggeliatkan kembali ekonomi di daerah sekaligus memperkuat posisi Gorontalo di level nasional.
Ekspresi wajah Wakil Ketua MPR RI, Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad, seketika berubah saat menyampaikan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita 2022 pada Sarasehan Kehumasan MPR RI yang membahas Gorontalo Menjadi Lumbung Pangan Nasional di Ruang Pola Kantor Bupati Gorontalo, Kamis (20/7/2023). Mantan Gubernur Gorontalo itu agak geregetan melihat data yang ada menempatkan Gorontalo berada di deretan enam terbawah.
“Ini salah satu alasan kenapa penurunan kemiskinan kita sekarang berjalan lambat. Daya beli masyarakat menurun, karena pendapatan atau penghasilan daerah kita rendah,” ungkap Fadel Muhammad.
Padahal, kata Fadel Muhammad, Gorontalo memiliki potensi yang sangat besar. Terutama dalam sektor pertanian dengan komoditi unggulan seperti jagung, padi, serta kelapa. Bahkan jagung telah dinisbatkan sebagai icon daerah Gorontalo.
“Saat ini di Gorontalo ada 11 perusahaan penampung jagung. Mereka punya kapasitas yang besar, hingga puluhan ribu ton. Tapi dari kapasitas yang ada itu hanya separuh yang bisa terpenuhi. Kasihan mereka sudah investasi triliunan rupiah lalu tak operasionalnya tak optimal,” ujar Fadel Muhammad.
Selain belum optimalnya pemanfatan potensi daerah, penghasilan daerah Gorontalo juga turut dipengaruhi alokasi anggaran dari pemerintah pusat. Fadel Muhammad mengakui bila Gorontalo masih memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap anggaran pemerintah pusat. Hal itu dikarenakan masih minimnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk optimalisasi pemanfaatan potensi daerah.
Dengan tolok ukur dua hal tersebut, Fadel Muhammad, mengagas Lumbung Pangan Nasional diwujudkan di Gorontalo. Gagasan ini mengakomodir upaya daerah Gorontalo untuk memanfaatkan secara optimal potensi yang dimiliki, sekaligus menarik dukungan anggaran pemerintah pusat ke daerah.
“Kita punya lahan pertanian yang cukup untuk menjadi lumbung pangan nasional. Ada di Kabupaten Gorontalo, Boalemo, dan Pohuwato. Saya sudah keliling di Pohuwato, lahan pertanian yang ada sangat mendukung,” urai Fadel Muhammad.
Fadel Muhammad optimistis program Lumbung Pangan Nasional akan menggairahkan kembali perekonomian daerah Gorontalo. Selain ditunjang dengan ketersediaan lahan yang memadai, sebagian besar masyarakat Gorontalo bekerja di sektor pertanian. Hal itu menunjukkan bila pertanian masih menjadi penggerak utama (prime mover) perekonomian masyarakat.
“Saat ini ada dua hal penting yang dihadapi pertanian. Yakni di sisi produksi dan pemasaran. Di sisi produksi sekarang ini benih dan pupuk harganya mahal. Bahkan sebagian petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Begitu pula di sisi pemasaran, kebijakan impor yang berlebihan mengakibatkan harga di tingkat petani jatuh,” urai Fadel Muhammad.
Pembentukan lumbung pangan nasional di Provinsi Gorontalo akan diawali dengan penyusunan proposal secara kolaboratif antara Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan Institute Pertanian Bogor (IPB). Penyusunan proposal ini dimaksudkan untuk menyajikan data-data dalam rangka analisa kelayakan studi. Usai penyusunan proposal akan dilanjutkan dengan presentasi ke pemerintah pusat.
“Ada tiga hal yang harus menjadi perhatian berkaitan langkah mewujudkan lumbung pangan nasional di Gorontalo. Pertama kita naikkan indeks ketahanan pangan. Kedua, kita jadikan Randangan dan Marisa sebagai penggerak program lumbung pangan. Lalu ketiga, penyusunan data secara baik,” tandas Fadel Muhammad.
Sementara itu gagasan pembentukan lumbung pangan menuai dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo, serta Pemkab Gorontalo. Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, mengemukakan dengan kondisi daerah Gorontalo yang bertumpu pada sektor pertanian maka sangat memungkinkan untuk menjadi lumbung pangan nasional.
“Kami berharap melalui acara hari ini tentu bisa dilahirkan banyak gagasan dan ide-ide program yang konkret, dan dapat kita Implementasikan nanti di lapangan, agar visi menjadikan Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional ini dapat kita lanjutkan bersama,” ungkap Budiyanto Sidiki mewakili Pj Gubernur Gorontalo saat membuka sarasehan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo, Gusti Tomahayu, mengatakan Kabupaten Gorontalo mendukung langkah pembentukan lumbung pangan nasional. Hal ini selaras dengan potensi pertanian dan pangan yang ada di Kabupaten Gorontalo.
Sarasehan Gorontalo Menjadi Lumbung Pangan Nasional dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Gorontalo, Muljady D Mario, akademisi UNG, Perusahaan/investor yang bergerak di sektor pertanian, serta petani. Turut hadir pula anggota DPR RI, Elnino M. Husain Mohi, dan Anggota DPD, Abdurrahman Abubakar Bahmid.(hasan/gopos)