GOPOS.ID – Dalam menggapai sebuah impian tentunya kita harus merasakan susah payahnya menghadapi rintangan yang ada untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Namun bagaimana jika kematian yang menghampiri kita dulu sedangkan mimpi kita belum terwujud.
Mengutip dari laman yoursay.id, hal tersebut bisa kita pelajari dari perjalanan hidup seorang ninja -tokoh fiksi dalam animasi Naruto yakni bernama Jiraiya.
Tak hanya sebatas karakter fiksi saja, kali ini juga akan melihatnya sebagai manusia biasa seperti kita, yang ternyata telah berhasil berdamai dengan takdirnya.
Jiraiya memiliki karakter yang tak jauh berbeda dengan manusia di kehidupan nyata. Ia mempunyai mimpi, harapan yang kadang tak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Ia juga pernah gagal membujuk teman satu kelompoknya untuk kembali ke desa sert gagal mewujudkan mimpinya untuk mempersatukan orang-orang agar dapat memahami satu sama lain.
Ia juga gagal mengatasi berbagai perselisihan, Ia sangat menyesali kematian murid dan gurunya yang gagal ia lindungi.
Kehidupan asmaranya juga tidak berjalan mulus, ia selalu ditolak oleh pujaan hatinya yang malah memilih orang lain.
Lalu, apakah Jiraiya menyerah?
Ia terus menjalani hidupnya dengan keberanian dan keyakinan, selama mimpi yang ia genggam meliputi kebaikan, maka akan ada orang lain yang bisa melanjutkan dan mewujudkan mimpinya.
Jiraiya juga tidak keberatan atas keberhasilan yang ternyata tidak berpihak padanya.
Dalam hal ini, kita sering kali memandang kehidupan dengan berbagai impian yang hanya berkutat pada mimpi kita sendiri, mimpi yang berlandaskan keinginan individu saja.
Kita hanya fokus dengan ambisi kita sendiri dan melupakan keberadaan orang lain yang memberikan kekuatan kepada kita untuk bertahan dalam perjuangan.
ketika mimpi yang kita miliki hanya sebatas mewujudkan keinginan pribadi, tanpa peduli terhadap orang lain di sekitar kita, maka saat kita mati.
Semua itu terjadi karena Jiraiya memahami bahwa dunia ini tidak hanya berputar di atas kepalanya. Dunia ini tidak hanya soal keberadaan dirinya seorang, tapi juga perihal tanggung jawab untuk melindungi sesama, serta kewajiban untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu ketika kematian datang menjemputnya, mimpi yang dimilikinya tetap hidup di dalam diri orang lain.
Dalam kisahnya, Jiraiya berhasil berdamai dengan dirinya dan juga takdirnya. Ia berhasil melampaui semua itu, ia tidak membentuk mimpi yang terhenti pada ego dan hasrat pribadi saja.
Pelajaran lain yang dapat kita petik dari sosok Jiraiya adalah ketika dirinya tidak terhenti dengan kenyataan bahwa ia merupakan orang yang gagal. Baginya, ia telah melakukan yang terbaik selama hidupnya dan tidak pernah menyerah dengan keyakinan yang dimilikinya.
Cara Jiraiya menghadapi kegagalan inilah yang membuatnya bertahan sejauh itu, untuk kemudian mewariskan mimpinya kepada generasi yang akan datang.
Jiraiya memiliki tekad yang kuat dalam dirinya sehingga ia tetap berusaha meski kematian telah ada di pelupuk matanya.
Karakter seperti itu hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang memiliki impian besar. Jadi untuk kita yang masih menggenggam mimpi, jangan takut untuk membuat perubahan dan melakukan beragam tindakan yang berdampak bagi orang lain. Karena saat kita benar-benar mati, memori baik yang tersimpan oleh orang lain lah yang membuat kita terus hidup. (suara/putra/Gopos)