GOPOS.ID, GORONTALO – Ketua gugus tugas penanganan Covid-19 Provinsi Gorontalo, Rusli Habibie tak henti-hentinya mengingatkan penerapan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
Menurutnya tidak diketahui siapa saja yang terpapar Covid-19, kemudian menularkan kepada orang lain. Untuk itu, Physical Distancing (jaga jarak), menggunakan masker keluar rumah dan mencuci tangan dengan air mengalir harus rutin dilakukan setiap warga Gorontalo di massa pandemi seperti saat ini. Jangan sampai ada warga yang terpapar Covid-19, namun tidak diketahui jelas dari mana ia terpapar.
Menurut Rusli hal ini sudah terjadi terhadap Covid-19 Gorontalo yang terkonfirmasi Jumat (15/5/2020) hari ini. Pasien 22 Gorontalo itu merupakan warga Kelurahan Padebuolo, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.
Dikatakan Rusli bahwa pasien 22 memiliki riwayat yang cukup unik. Pasien bukan termasuk keluarga yang sebelumnya tertular, bukan pula orang yang kontak erat dengan orang di luar Gorontalo. Bahkan pasien diketahui tidak pernah keluar daerah.
“Pasien 22 ini seorang tukang jahit. Dia masuk kategori klaster baru. Setelah ditelusuri ternyata dia sering keluar rumah dan jarang pakai masker,”ucap pria yang juga Gubernur Gorontalo itu.
Untuk itu, Rusli setiap kali turun ke masyarakat sering mengingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan. Termasuk menggunakan masker ketika keluar rumah.
“Ini kenapa kami selalu tekankan patuhi aturan. Pakai masker, diam dulu di rumah, sering cuci tangan. Jujur pikiran kami sudah mendekati stres. Kalau kata pak wali, pikiran kami sekarang istilahnya kaki di kepala kepala dikaki,” lanjutnya.
Baca Juga: Penambang Asal Gorut Kritis Dibacok Rekan Sesama Penambang
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Gorontalo, dr.Triyanto Bialangi pada jumpa pers, Jumat (15/5/2020) membenarkan hal tersebut. Hari ini satu pasien positif Gorontalo tidak diketahui terpapar dari klaster mana.
“Pasien tercatat tidak pernah melakukan perjalanan luar daerah. Pasien sendiri sudah masuk rumah sakit sejak 12 Mei 2020, dengan keluhan sesak napas batuk, demam, susah menelan sejak seminggu lalu,” ucap Triyanto.
Dengan kondisi tersebut, pasien saat ini sementara dirawat intensif di Rumah Sakit Aloei Saboe.
“Pasien dirawat di RSAS, dan sekarang sementara terpasang oksigen,” sambung dr.Triyanto Bialangi. (adm-01/gopos)