GOPOS.ID, GORONTALO – Akademisi Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo, Dr. H. Adnan, M.Ag membeberkan strategi jitu yang berimbas kepada Transformasi Pembangunan Gorontalo dengan berbasis Riset dan Partisipasi Publik.
Kang Adnan (sapaan akrab Dr. H. Adnan, M.Ag) mengatakan pembangunan di Gorontalo bersumber dari dua unsur yang sangat penting pertama adalah sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang mumpuni. Menurutnya kedua sumber ini harus dimanfaatkan secara maksimal.
“Pada pembangunan SDA masih terfokus pada sektor pertanian melalui komoditas jagung, terus juga sektor pertambangan, seperti tambang emas yang di Pinogu dan Marisa yang diolah secara manual dan modern, dan sektor kehutanan juga belum diolah secara maksimal,” ucap Kang Adnan yang juga Ketua Umum Paguyuban Pasundan Gorontalo
Baca juga: Dr. H. Adnan, M.Ag Resmi Terpilih Sebagai Ketua Umum PWP Gorontalo, Idah Syahidah Harapkan Ini
“Sedangkan pada Pembangunan SDM, bisa diambil contoh seperti daerah lain. Di Gorontalo universitas dunia belum ada yang membuka cabang di bumi Serambi Madinah ini,” tambahnya
Lebih lanjut Kang Adnan mengatakan pembangunan daerah yang berdasarkan riset dan Partisipasi Publik harus dilaksanakan dengan mendorong kearifan lokal semakin kokoh yaitu pada arah desain pembangunan, kemudian juga pada totalitas partisipasi publik yang tentu membutuhkan beragam sumber daya, seperti hayati, biologi dan budaya. Juga inovasi pemerintah yang mesti dikembangkan pada level komersialisasi.
“Dengan misi menggugah pemimpin memiliki visi riset dan teknologi dalam membangun daerah, hal ini sudah di inisiasi oleh Gubernur Gorontalo dan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo dan perlu di ikuti oleh yang lainnya dan mendorong BRIDA bekerja sama dengan lembaga riset luar negeri yang bereputasi,” beber Kang Adnan
Baca juga: Kajian Keagamaan Persaudaraan Haji Rabi’ah Al-Hijaz, Kang Adnan: 4 Perkara Yang Paling Baik
Selain itu juga Kang Adnan menjelaskan tentang perkembangan paradigma dari lama ke yang baru. Pentingnya pergeseran paradigma dari otot ke otak. Paradigma yang selama ini diterapkan masih berkutat pada eksploitasi sumber daya. Paradigma lama SDA tergantung pada sektor komoditas yang fluktuatif yang berpegang kepada perusahaan industri besar dan sedang. Sedangkan paradigma baru adalah pembangunan industri SDM yang memiliki kompetensi, komunikasi, kecakapan, bekerjanya (team work), tanggap, produktif,dan inovatif, sekaligus pembangunan industri di luar manufaktur.
“Target dari pembangunan berbasis riset dan Partisipasi Publik adalah tampilnya Gorontalo sebagai kota ultra modern dengan berbasis kearifan lokal,” pungkasnya (Ari/Gopos)