GOPOS.ID, MARISA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pohuwato menyikapi krisis air bersih yang melanda wilayah Popayato. Kondisi ini diduga dipicu oleh masalah pertambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah Popayato.
Ketua DPRD Pohuwato, Beni Nento, mengatakan DPRD telah mengadakan pembahasan serius terkait krisis air di Popayato. Menyikapi hal itu, DPRD Pohuwato akan melakukan kunjungan langsung ke daerah terdampak dalam rangka mencari solusi bersama.
“DPRD akan menginap di sana pada Kamis dan Jumat. Kami akan meninjau wilayah KM 53 hingga KM 60,” ujar Beni.
Beni menegaskan, langkah ini merupakan wujud kepedulian terhadap masyarakat, telah lama mengeluhkan buruknya kualitas air akibat aktivitas tambang.
“Kami tidak datang untuk menggusur, tetapi ingin mengetuk hati para pelaku tambang. Tolong pikirkan masyarakat yang sudah menjerit karena airnya berubah menjadi cokelat,” tegas Beni.
Dalam kesempatan itu, Beni juga mengingatkan langkah serupa pernah dilakukan DPRD Pohuwato sebelumnya. Ia mencontohkan peninjauan yang dilakukan pada masa kepemimpinan Nasir Giasi sebagai Ketua DPRD, di mana pihaknya memeriksa sumber mata air di Botudulanga, Kecamatan Buntulia.
“Dulu kami sudah menyampaikan menambang boleh, tetapi jangan menyentuh sumber mata air. Kami tidak melarang tambang, tetapi lingkungan harus tetap diperhatikan,” jelas Beni
Ia berharap pendekatan ini dapat menyentuh hati para pelaku tambang, untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
“Langkah tegas DPRD ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi masyarakat Popayato Serumpun, mengingatkan pentingnya keseimbangan antara aktivitas ekonomi dan kelestarian lingkungan,” tutup Beni (Yusuf/Gopos)