GOPOS.ID, GORONTALO – Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Gorontalo, Taufik Zulifkar Sarson, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Multazam Kota Gorontalo, Senin (30/11/2020). Taufik mengalami luka di bagian kepala dan wajah.
Diduga luka yang dialami Taufik akibat pukulan menggunakan benda keras, yakni batu. Selain itu Taufik mengalami penganiayaan yang melibatkan lebih kurang lima orang.
Peristiwa yang dialami Taufik Zulfikar, bermula ketika dirinya melintas di Jendral Sudirman. Tepatnya di ATM Toko Mufida. Saat itu Taufik Zulfikar hendak menuju ke babe café di Jl. Pangeran Hidayat alias Jalan Dua Susun (JDS).
“Tiba-tiba saya dilambung sebuah sepeda motor yang ditumpangi dua orang. Pengendara sepeda motor itu berteriak dan menoleh ke arah saya,” ujar Taufik Zulfikar saat ditemui gopos.id, Senin (30/11/2020).
Taufik dibuat terkejut saat mendengar teriakan itu. Ia pun menduga teriakan tersebut ditujukan kepada dirinya. Sebab tidak ada lagi pengendara lain di belakangnya. Kesal dengan perlakukan dua pengendara itu, Taufik lalu mengejar. Kedua pengendara sepeda motor lalu masuk ke dalam Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan berhenti di depan Sekretariat Mapala Alaska Fakultas Teknik UNG.
“Saya panggil mereka berdua. Saya hendak bertanya apa maksud mereka berteriak ke arah saya,” ujar Taufik.
“Pas salah satu orang mendekat, saya cium napasnya bau alkohol yang menyengat,” imbuh Taufik.
Baca juga: Rombongan Civitas Akademika UNG Jenguk Dosen Korban Pemukulan
Melihat kondisi dua pria yang dikejarnya dalam keadaan mabuk, Taufik meningkatkan kewaspadaan dirinya. Berbekal kemampuan bela diri yang dimilikinya, Taufik sigap siaga.
“Saat saya lihat satunya mendekat dan berlagak akan memukul, maka saya refleks. Saya memukul lebih dulu,” ungkap Taufik.
Duel satu lawan dua tak terelakkan. Taufik yang seorang diri melawan dua pria, yang belakangan diketahui merupakan alumni mahasiswa UNG. Perkelahian yang tak seimbang itu membuat Tauif tersudut.
Merasa keselamatan dirinya terancam, Taufik lalu mengeluarkan alat pelindung diri berupa tinju besi atau knuckle. Apalagi menurut Taufik, dua pria yang dilawannya menggunakan batu untuk memukul dirinya.
“Saya terdesak untuk untuk melindungi diri, sebab mereka memukuli saya menggunakan batu,” urai Taufik.
Ironinya, perkelahian yang dialami Tauifk teru berlanjut. Lawan yang dihadapi tak hanya dua orang. Sejumlah orang ikut datang dan memukuli dirinya. Bahkan ada yang mengaku sebagai oknum wartawan turut terlibat dalam perkelahian tersebut.
“Dua orang memeluk dan mengekang saya. Kemudian satu orang memukuli saya menggunakan batu,” urai Taufik.
Taufik lalu berupaya melepaskan diri. Akan tetapi salah seorang pelaku penganiayaan kembali menghantam kepalanya dengan batu.
“Pukulan itu membuat kepala saya berdarah,” ungkap Taufik.
Dalam kondisi kesakitan dan tak berdaya, Taufik pun memilih menghentikan perkelahian. Ia beranjak menuju ke sepeda motornya dan meninggalkan lokasi kejadian.
“Saya sampaikan ke mereka, kau tunggu saja di sini, saya mo bikin laporan Polisi,” ujar Taufik menirukan kembali perkataannya pada saat kejadian.
Pernyataan Taufik itu membuat salah seorang pelaku mematikan sepeda motor yang hendak dikendarai Taufik. Ia lalu menayakan identitas Taufik sebagai dosen Fakultas Hukum UNG.
“Dia tanya ti Pak pe nama siapa? Saya bilang Taufik. Habis itu dia pukul saya. Saya lalu jatuh dan hampir pingsan,” beber Taufik.
Menurut Taufik, dirinya tak melihat jelas wajah para pelaku. Sebab saat itu kondisi penglihatannya menurun akibat mengalami pukulan berkali-kali.
“Seingat saya, lebih 5 orang yang mengeroyok saya, termasuk oknum yang mengaku wartawan tadi,” ungkapnya.
Baca juga: Mapala Alaska Fakultas Teknik UNG Beber Kronologi Pemukulan Dosen Fakultas Hukum
Taufik selanjutnya berusaha melarikan diri ke gedung Rektorat. Saat berada di depan gedung Rektorat, ia lalu menelpon rekannya.
“Pas saya menelpon ada motor yang lewat, kayaknya meraka, lalu salah satu dari mereka berteriak ‘salah masuk kandang ngana’,” kata Taufik.
Akibat penganiayaan yang dialami oleh Taufik, ia-pun mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Multazam, Kota Gorontalo.
“Di kepala saya ada 4 luka, berapa jahitanya saya tidak tau pasti, bibir saya pecah kerana ditonjok, juga pelipis, kaki saya juga luka,” jelas Taufik. (sari/gopos)