GOPOS.ID, GORONTALO – Bandara Djalaluddin Gorontalo akan segera menjadi bandara internasional sekaligus embarkasi haji penuh. Kepastian itu datang dari hasil pembahasan studi tinjau ulang rencana induk Bandara Djalaluddin Gorontalo di Direktorat Bandar Udara, Kementerian Perhubungan RI, Rabu (10/7/2019).
Rapat itu sendiri digelar setelah Gubernur Gorontalo Rusli Habibie berhasil meyakinkan Kementerian Perhubungan RI untuk menjadikan Bandara Djalaluddin Gorontalo sebagai embarkasi haji penuh. Dalam pembahasan studi tinjau ulang rencana induk Bandara Djalaluddin dilakukan pemparan oleh konsultas di hadapan sejumlah stakeholder.
Rapat dipimpin Kepala Sub-Direktorat Tatanan Kebandarudaraan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub Budi Sujatmiko. Rapat dihadiri Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo, Kepala Bandara Djalaluddin Gorontalo serta Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo.
“Alhamdulillah para tim teknis Kementerian Perhubungan mendukung dimasukkan dalam review rencana induk untuk mengakomodir Bandara Djalaluddin Gorontalo menjadi bandara haji penuh, bandara alternatif Sam Ratulangi Manado, kargo udara dan penerbangan internasional dalam mendukung progran pariwisata,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo M. Jamal Nganro.
Baca juga: Pemprov Gorontalo Persiapkan Penerbangan Jamaah Haji
Menurut Jamal Nganro, hasil studi ini akan dijadikan dasar pembuatan keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Bandara Djalaluddin Gorontalo tahun 2019-2038. Sehingga dengandijadikannya Bandara Djalaludin Gorontalo menjadi Embarkasi Haji Penuh, maka jamaah calon haji tidak perlu ke Makassar. Penerbangan haji akan dilakukan langsung dari Gorontalo ke Arab Saudi.
“Perjuangan untuk mewujudkan embarkasi haji penuh ini sudah dilakukan Gubernur Gorontalo sejak beberapa tahun lalu,” ungkap Jamal Nganro.
Lebih lanjut Jamal Nganro menjelaskan, kesiapan infrastruktur Bandara Djalaluddin Gorontalo untuk menjadi embarkasi haji diproyeksikan dapat terwujud pada 2022. Ketentuanya daerah dapat menyiapkan lahan kurang lebih 50 ha untuk perpanjangan landasan menjadi 3.000 meter.
“Kemudian untuk pembangunan taxiway paralel dan pembangunan apron untuk pesawat khusus angkutan haji,” kata Jamal Nganro.(hasan/gopos)