GOPOS.ID, GORONTALO – Lima hari menjelang hari raya Idul Adha 1440 H. Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Gorontalo melakukan antisipasi menularnya penyakit dari hewan ke manusia. Salah satunya penyakit antraks. Antisipasi antraks menjelang Idul Adha dilakukan dengan memeriksaan kesehatan hewan kurban di pusat penjualan hewan kurban.
Kepala Seksi Kesehawatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan P2HP, Distan Provinsi Gorontalo drh.Feny Rimporok menjelaskan, pemeriksaan kesehatan hewan kurban sudah berjalan sejak awal Agustus 2019. Diawali pemeriksaan hewan kurban di pasar hewan Bongo Nol, Kabupaten Boalemo pada Senin (5/8/2019).
“Pemeriksaan akan terus berlanjut hingga H -1 Idul Adha di beberapa lokasi di kabupaten/kota” jelas Feny saat melakukan pemeriksaan di lokasi Pasar Andalas, Kota Gorontalo, Selasa (6/8/2019).
Selain di Pasar Andalas, pemeriksaan dilakukan pula di tempat penjualan hewan kurban Kelurahan Bulotadaa, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo. Jumlah sapi yang diperiksa 44 ekor. Namun hanya 43 ekor yang dinyatakan memenuhi syarat sebagai hewan kurban. Jenis sapi yang diperiksa meliputi sapi
Selain di tempat/pusat penjualan hewan kurban, pemeriksaan kesehatan hewan kurban juga dilakukan di beberap alokasi. Seperti SPN Gorontalo, sapi sumbangan Gubernur dan wakil Gubernur Gorontalo, sapi kurban milik OPD Pemprov Gorontalo, serta takmirul masjid.
“Kami memenuhi permintaan masyarakat untuk pemeriksaan, yang penting ada titik kumpul hewan kurban,” kata Feny.
Baca juga: Gudang Kantor BPKH Gorontalo Ludes Terbakar
Feny menguraikan, pemeriksaan hewan kurban terdiri dari pemeriksaan antemortem (sebelum penyembelihan,red). Meliputi pengukuran suhu tubuh, pemeriksaan mukosa mulut bersih, basah mengkilat. Pemeriksaan antemortem juga melihat kesesuaian bentuk tubuh (simetris testis, tanduk dan telinga), sapi berdiri kokoh, dan kulit bersih. Pemeriksaan turut dilakukan untuk antisipasi antraks melalui pemeriksaan darah.
“Selain itu dilakukan pula pemeriksaan ulas darah untuk memeriksa apakah dalam darah sapi terdapat parasit atau kuman antraks. Pemeriksaan fisik sapi untuk mengetahui apakah sapi cacat atau tidak, serta pemberian label berupa kalung plastik bertulis ‘sapi sehat’,” urai Feny secara detail.
Setelah pemberian label, sampel darah yang sudah diambil akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.(adm-02/gopos)