GOPOS.ID, GORONTALO – Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Maxi Rein Rondonuwu meresmikan layanan pemeriksaan rujukan Tuberkulosis Extensively Drug Resistance (TBC XDR) dengan menggunakan Test Cepat Molekuler (TCM) Micobacterium Tuberkulosis (MTB)/XDR di Rumah Sakit dr Hasri Ainun Habibie, Kabupaten Gorontalo, Senin (12/2/2024).
Dengan adanya fasilitas pemeriksaan TBC XDR di RS Ainun Habibie ini, dapat meningkatkan pemeriksaan uji kepekaan obat bagi pasien yang telah terkonfirmasi TBC Resisten Rimfapisin di Provinsi Gorontalo.
“Saya senang dan apresiasi alat TCM XDR Tuberkulosis di sini sudah berfungsi. Ini penting sekali karena memang untuk masalah penyakit TBC dengan resisten obat tiap tahun angkanya naik,” kata Maxi.
Dikatakan Maxi pula, orang dengan TBC Resisten Obat jika tidak ditangani dengan baik akan menularkan ke orang lain dan menjadi resisten juga.
“Oleh karena itu, untuk alat diagnosisnya di sini sudah ada di rumah sakit ini. Diharapkan dari puskesmas, rumah sakit swasta yang memiliki kecurigaan TBC Resisten Obat, dirujuk ke sini sampelnya untuk diperiksa,” ujar Maxi.
Alat pemeriksaan tersebut cepat mendeteksi jenis obat anti Tuberkulosis (OAT) lini kedua.
“Kalau sudah terdeteksi tentu akan diobati dengan obat yang sesuai dengan TBC Resisten Obat,” kata Maxi.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S Otoluwa mengatakan, langkah yang harus dilakukan oleh jajaran Dinas Kesehatan baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota hingga Puskesmas adalah melakukan penyebaran informasi dan sosialisasi adanya layanan pemeriksaan TBC Resisten Obat di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie.
“Tugas kita ke depan adalah mensosialisasikan apa yang sudah di launching oleh pak Dirjen hari ini agar pasien-pasien yang kita curigai resisten obat itu bisa dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan sini,” ucap Anang.
Anang mengungkapkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh alat yang ada memberikan hasil yang sesuai.
“Tadi ada hasil yang menarik disampaikan oleh dokter ahli patologi klinik yakni dari sembilan sampel yang diperiksa, enam yang positif (resisten detected). Itu artinya ada kurang lebih 70 persen pasien yang dicurigai itu memang betul-betul positif. Nah ini penting segera didiagnosa resisten terhadap obat apa sehingga pengobatannya bisa disesuaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan resistensi obat tadi,” katanya.
Sebelumnya, pemeriksaan untuk uji kepekaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini kedua untuk pasien TBC Resisten Obat di Provinsi Gorontalo harus dikirim ke Hasanuddin University Medical Research Center, Makassar. Dan setelah adanya fasilitas di RS Ainun ini, pegiriman sampel untuk uji kepekaan OAT lini kedua terutama untuk obat golongan flurokuinolon, tidak perlu lagi dikirim ke laboratorium luar daerah.(adm03/gopos)