GOPOS.ID, GORONTALO – Dinas Kesehatan (Dinkes ) Provinsi Gorontalo melaksanakan Evaluasi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting secara virtual melalui zoom meeting bersama Kabupaten/Kota, Rabu (10-7-2024).
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa. Anang mengungkapkan terjadi perbedaan antara data elektronik-Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat dan Survei Kesehatan Indonesia dimana pada e-PPGBM data stunting 5,2% dan data SKI yaitu 26,9. Data ini juga terjadi pada data wasting dan underweight.
“Untuk itu pada kesempatan ini kami harapkan teman-teman bisa belajar dari Kabupaten Majene, karena disana hasil data e-PPGBM mendekati SKI,” ucapnya Anang.
Jika terjadi perbedaan data antara e-PPGBM dan SKI maka bayi dan balita yang bermasalah dilapangan tidak terdeteksi oleh kader.
“Ini artinya kita kesulitan melakukan intervensi, jika kita tdk bisa mendeteksi maka intervensi tidak akan efektif,” ujar Anang.
Dengan pertemuan ini diharapkan posyandu bisa melakukan deteksi dengan baik dan sesuai standar sehingga data e-PPGBM di Gorontalo bisa sama atau mendekati data SKI.
“Inilah sebabnya kami mengundang teman-teman dari Kabupaten Majene,” kata Anang.
Hasil dari pertemuan ini diharapkan Kabupaten dan Kota dapat melakukan deteksi secara tepat dan melakukan inputan e-PPGBM saat pengukuran selesai dilakukan di posyandu.
“Mereka yang telah berhasil mendeteksi itulah yang harus diintervensi secepatnya. Harapannya bulan Juli ini kita sudah bisa melakukan intervensi,” pungkasnya. (Putra/Gopos)