GOPOS.ID, GORONTALO – Teknologi digital farming dibarengi metode total organik yang dikembangkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo memberikan hasil signifikan terhadap produksi padi. Implementasi teknologi tersebut mampu menaikkan produksi padi hingga 243 persen.
Hal itu sebagaimana ditunjukkan pada produksi padi lahan pertanian milik Klaster Lamuta III di Desa Hutabohu, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Adapun produksi padi yang dihasilkan mencapai 13,4 ton per hektar. Hasil tersebut didasarkan pada pengukuran panen dari Tim Ansa School bersama BPP selaku mitra Bank Indonesia dalam mengembangkan pertanian Gorontalo.
“Hasil panen tersebut mencerminkan peningkatan 243% dari sebelum implementasi digital farming dan juga metode organik. Sebelumnya Klaster Lamuta III biasanya hanya mampu produksi 5,5 ton/Ha,” ungkap Kepala KPw BI Gorontalo, Budi Widihartanto, saat Panen Perdana lahan pertanian milik Klaster Lamuta III di Desa Hutabohu, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Senin (10/1/2022)
Hasil produktivitas ini diapresiasi oleh Tim Ansa. Sebab hasil yang dicapai Klaster Lamuta III lebih tinggi dari Cirebon (11 ton/Ha) dan Sultra (10,5 ton/Ha). Selanjutnya penggunaan total organik mampu menurunkan biaya produksi Hingga 50% bagi kelompok Lamuta III sehingga lebih menguntungkan.
Menurut Budi Widihartanto, prestasi ini membuktikan penggunaan metode digital farming dibarengi dengan metode total organik mampu meningkatkan produktivitas lahan sekaligus mengurangi biaya operasional. Petani sangat diuntungkan karena dengan bertani menggunakan metode total organik para petani bisa maju tanpa tergantung pada pupuk kimia bersubsidi.
“Penggunaan total organik tidak hanya untuk lahan komoditas tertentu. Selain padi bisa juga untuk cabai, bawang, tomat, berbagai sayuran dan tanaman lainnya,” kata Budi Widihartanto.
Lebih lanjut pemanfaatan digital farming pada operasional pertanian untuk mempermudah pemantauan dan monitoring informasi kondisi dan kebutuhan lahan yang lebih tepat secara real time. Ketepatan penyampaian informasi kepada petani yang menggarap lahan akan mempercepat pengambilan langkah preventif maupun represif terhadap masalah dalam penggarapan lahan. Informasi yang real time tersebut dapat membuat penggunaan pupuk, pembasmian hama, dan pengairan menjadi lebih efisien. Hasilnya, akan produksi pertanian tentunya akan meningkat dengan biaya pengelolaan yang semakin efisien.
“Capaian prestasi ini merupakan bukti keseriusan petani di Gorontalo dalam mengelola pertanian yang inklusif, produktif, dan inovatif. Yakni memanfaatkan berbagai teknologi, baik dalam hal teknologi pemuliaan tanaman, pengolahan lahan, penggunaan digital farming dalam upaya peningkatan hasil produksi, serta penggunaan pupuk organik dalam mengatasi kelangkaan pupuk dan upaya efisiensi biaya produksi,” tutur Budi Widihartanto.
“Prestasi tersebut juga merupakan bukti atas koordinasi, sinergi dan kolaborasi yang telah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan. Dengan semangat gotong royong memberikan dukungan dan perhatian untuk meraih hasil yang terbaik,” imbuhnya.
Sekadar informasi, Kelompok Tani Lamuta III, Kecamatan Limboto Barat, berhasil menjadi Klaster Ketahanan Pangan Terbaik Nasional dalam ajang Championship Klaster untuk kategori sub sektor tanaman pangan, yang telah diumumkan pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 di hadapan Presiden Republik Indonesia pad 24 November 2021.(hasan/gopos)