alaGOPOS.ID, GORONTALO – Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo mengungkapkan data Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 8 kasus yang terjadi di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Andi K. Naue, Selasa (03/01/2023) menjelaskan penanganan kasus DBD yang terjadi di Kelurahan Hunggaluwa tersebut sudah ditangani oleh Puskesmas Limboto dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.
“Setiap penanganan kejadian ini sebenarnya sudah tersistem dengan baik. Hal ini terlihat dari upaya promotif dan preventif yang telah dilakukan oleh Puskesmas seperti melakukan edukasi, surveilans dan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN yang sudah dilaksanakan hingga melakukan fogging yang telah dilakukan sebanyak dua kali,” jelas Andi.
Andi menegaskan bahwa upaya penanggulangan DBD harus dilakukan melalui upaya promotif dan preventif dan bukan fogging.
“Solusi utama dalam penanggulangan DBD bukan fogging karena fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa dan bukan telur dan jentik nyamuk, sehingga jika hanya mengandalkan fogging telur dan jentik nyamuk yang tidak mati akan berkembang menjadi nyamuk dan dikhawatirkan nyamuk akan resisten dan ini akan menjadi masalah baru,” tegas Andi.
Fogging lanjut Andi, hanya dapat dilakukan dalam radius 200 meter, sebanyak 2 kali dengan jeda waktu 1 minggu. Tujuannya adalah memberantas nyamuk dewasa yang baru melewati masa pertumbuhan.
Fogging tidak dianjurkan karena selain memicu resistensi vektor, yaitu nyamuk yang menularkan penyakit akibat dari pengasapan.
“Fogging yang terlalu fokus juga dianggap dapat mencemari lingkungan, dan berisiko menyebabkan keracunan insektisida pada penduduk sekitar” imbuhnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo telah berkoordinasi dengan dengan Camat, Lurah dan lintas sektor terkait untuk memperkuat upaya promotif dan preventif selain melakukan penanganan masyarakat yang terkena DBD.
“Saat ini pasien DBD telah ditangani dan dirawat di Rumah Sakit dan Alhamdulillah tidak ada yang meninggal dunia. Kami berharap penanganan DBD maupun Kejadian Luar Biasa (KLB) atau gangguan kesehatan pada masyarakat dapat dilakukan bersama-sama. Disamping itu, gerakan Pramuka Saka Bakti Husada Kabupaten Gorontalo melalui kegiatan Gema Paraleptik dapat membantu dalam pelaksanaan PSN,” ucap Andi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Yana Yanti Suleman menginstruksikan kembali kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melakukan upaya promotif dan preventif.
Yaitu dengan memaksimalkan 3 M plus menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampungan air lemari es dan lain-lain, kedua menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah agar nyamuk tidak akan bertelur dan tidak akan berkembang menjadi nyamuk dewasa.
“Melakukan upaya 3 M Plus bagi masyarakat sehingga tidak memberikan ruang bagi nyamuk untuk berkembang,” tutup Yana. (muhajir/gopos)