GOPOS.ID, GORONTALO – Di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19) yang sedang menjadi perhatian serius seluruh dunia, termasuk Gorontalo. Namun di musim hujan seperti saat ini, kita juga harus tetap waspada terhadap kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue bisa lebih banyak menyebabkan korban meninggal. Tidak hanya itu saja, di Gorontalo pada tahun 2018, jumlah tempat tidur di rumah sakit yang ada di Gorontalo, tidak bisa menampung banyaknya pasien DBD yang masuk ke rumah sakit (RS). Di tahun itu, kasus DBD di se Provinsi Gorontalo mencapai 813 kasus DBD, dengan angka kematian mencapai 1,7 persen atau 14 kasus kematian. Kasus tertinggi terjadi di wilayah Kabupaten Gorontalo yang mencapai 244 kasus, kemudian Pohuwato 210 kasus, Bone Bolango 111 kasus, Gorontalo Utara 103 kasus, Kota Gorontalo 94 kasus dan Boalemo 51 kasus.
Namun sejak daerah sibuk menanangi Covid-19, kasus DBD di Gorontalo bak ditelan bumi. Padahal dari data yang dirangkum gopos.id dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, angka penderita DBD di Gorontalo terbilang cukup tinggi. Data menunjukkan, kasus DBD yang terjadi sejak Januari sampai dengan Juni 2020 mencapai 651 kasus terjangkit DBD (selengkapnya lihat infografis, minus Boalemo) dengan angka kematian mencapai 5 kasus.
Apalagi di musim hujan sekarang ini, potensi penularan DBD bisa lebih tinggi. Sebab di musim hujan, populasi nyamuk pembawa DBD lebih banyak dibandingkan di bulan Januari-April. Sementara data yang ada, sebagian dari daerah belum melakukan pendataan pada periode April-Juni 2020.
Biasanya gejalah yang ditimbulkan diantaranya demam tinggi mendadak, yang mencapai 38 derajat selsius hingga 40 derajat selsius. Demam berlangsung selama 2-7 hari. Tampak lemah dan lesu Timbul bintik-bintik merah, yang muncul di sekitar tubuh 3-4 hari setelah demam.
Rasa nyeri pada otot, persendian, dan tulang Sakit kepala yang hebat Rasa sakit pada perut, mula, muntah, dan diare Kebanyakan orang sembuh dalam waktu seminggu atau lebih.
Namun, dibeberapa kasus, gejala di atas bisa memburuk dan mengancam jiwa. Pembuluh darah di dalam tubuh rusak, bahkan trombosit menurun.
Baca juga: BPBD Gorontalo Terus Pasok Makanan untuk Korban Banjir
Ini menyebabkan demam semakin tambah parah atau syok sindrom dengue. Gejala demam berdarah dengue atau demam berdarah parah yaitu, Nyeri perut parah Muntah Pendarahan dari gusi atau hidung Keluar darah pada saat muntah, pada urin, maupun feses Berdarah pada kulit, terlihat seperti memar Pernapasan sulit atau cepat Kulit dingin atau lembap (syok) Kelelahan Gelisah.
Menurut Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, ABD. Haris Ahmadong, bahwa data yang ada di Kota Gorontalo tercatat sampai Maret 2020.
“Sampe dengan Maret itu ada 60 kasus. Laporan lain belum masuk semua. Karena kita masih fokus di covid-19. Pada tahun 2019 jumlah kasus sebanyak 108 kasus, dengan 7 yang meninggal. Namun, ini baru bulan empat, sekarang masih musim hujan, semoga tidak apa-apa. Karena masyarakat sudah selalu waspada,” ungkapnya pada Gopos.id, saat ditemui di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Kamis (9/7/2020).
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Boen Bolango, dr Meyrin mewanti-wanti tetap mewaspadai peningkatan kasus DBD di kabupaten Bone Bolango. Sebab di tahun ini sudah terjadi 117 kasus, dengan korban meninggal 1 orang.
“Sedangkan di tahun 2019 dari bulan Januari sampai bulan Desember, sebanyak 225 orang, dengan korban meninggal 3 orang,” ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pohuwato, Maryam Samaoe. Menurutnya penangananya DBD begitu serius. Ketika ada warga yang bergejala di setiap Puskesmas, pihak Dinas Kesehatan Pohuwato langsung merujuk pasien tersebut.