GOPOS.ID, ATINGGOLA – Komandan Distrik Militer (Dandim) 1314 Gorontalo Utara, Letkol Arm. Firtsya Andrean Gitrias menegaskan. Bahwa tak ada pembukaan akses di perbatasan Gorontalo Utara (Gorut) dan Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) selama itu di bawah kendalinya.
“Jadi saya tegaskan lagi bahwa tidak ada pembukaan akses di perbatasan Gorut-Bolmut. Apalagi kalau itu di bawah kendali saya. Saya tetap laksanakan instruksi Gubernur untuk menutup perbatasan karena PSBB diperpanjang,” ungkap Dandim, Selasa (19/5/2020).
Terkait kejadian Senin (18/5/2020) kemarin. Dandim mengungkapkan bahwa saat itu dirinya tengah melakukan patroli di wilayah Kabupaten Gorontalo.
Tiba-tiba sekitar Pukul 00.15 WITA menerima laporan telah terjadi penumpukan kendaraan di daerah perbatasan yang berupaya menerobos masuk ke-wilayah Gorontalo. Mendengar laporan tersebut, ia memutuskan untuk melakukan kordinasi dengan menghubungi Kapolres Gorontalo Utara dan menyampaikan kejadian itu.
Tibanya di perbatasan, kata Dandim ternyata laporan tersebut benar. Ada sekumpulan massa yang memblokade jalan trans sehingga kendaraan lain tidak bisa melintas.
Saat itu dirinya terpaksa memimpin langsung penanganan di lapangan, guna mengantisipasi agar terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Mengingat saat itu unsur pimpinan daerah lainnya tidak berada ditempat.
“Jadi setelah mengetahui itu, saya bersama dua anggota Babinsa menghampiri masyarakat yang berupaya menerobos masuk. Saya melakukan pendekatan secara persuasif dan edukatif untuk menenangkan massa. Hingga kemudian mereka memilih balik kanan dengan sendirinya ke-wilayah Sulut,” ujar Dandim.
Sebagai Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19. Dirinya tetap menerapkan aturan yang berlaku, sesuai peraturan Gubernur atas pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Mengingat daerah perbatasan merupakan kewenangan provinsi. Maka kejadian itu dilaporkan kepada Ketua Gugus Tugas Provins dalam hal ini Gubernur Gorontalo dan Wakil Ketua Gugus Tugas Danrem 133 Nani Wartabone.
Namun sekitar Pukul 05.00 WITA pagi, datang lagi sekelompok masyarakat yang berupaya memaksa masuk ke daerah perbatasan hingga sampai ke daerah steril. Sehingga langkah yang diambil saat itu dengan pihak kepolisian memaksa mereka (massa) untuk mundur keluar daeri daerah steril.
Lanjut Dandim hal yang sama juga dilakukan yaitu upayah pendekatan secara persuasif. Karena menurutnya daerah perbatasan merupakan kewenangan gugus tugas provinsi dengan status PSBB. Bukan darurat sipil atau militer, maka Mengedepankan pihak perhubungan dan Satpol PP memberikan peringatan dan penyampaian secara persuasif.
Setelah pukul 09.30 WITA usai proses persuasif, Dandim kemudian menyerahkan kepada Kapolres untuk mengambil alih kendali karena TNI AD hanya membantu atau membackup.
“Alhamdullilah semua kami lakukan persusif. Jadi kalua ada pemberitaan terjadi bentrok antara petugas dengan warga itu tidak betul. Karena saya berada di lapang tahu persis bagaimana kejadiannya. Yang ada hanya saling berteriak antara warga,” tandasnya,” tegasnya.(isno/gopos)
Masih ada pihak sopir rental garuda yang memanfaatkan oknum kepolisian perbatasan untuk bisa keluar masuk perbatasan