GOPOS.ID, GORONTALO – Curahan hati (curhat) Arif Tahir Ismail (28) soal kematian istrinya viral di media sosial diduga karena kelalaian dari Puskesmas Telaga, Kabupaten Gorontalo.
Dalam unggahannya, Arif menyebut istrinya, Nurhayati Pipii meninggal dunia karena mengalami sesak napas pasca melahirkan namun tidak ditangani Puskesmas Telaga.
“Jadi, tiga hari setelah melahirkan istri saya mengalami sesak napas,” kata Arif diwawancarai Gopos.id di kediamannya Desa Mongolato, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Sabtu (2/12/2023).
“Hari itu (Selasa, 28/11/2023) jam setengah dua malam, saya ke Puskesmas Telaga. Tidak ada petugas di UGD, tapi ada beberapa pasang sendal di ruang perawat. Saya panggil-panggil, tidak ada jawaban. Malam itu saya kesana kemari, Pak. Tidak ada UGD, saya coba masuk ruangan lain,” urai Arif.
Saat mencari pertolongan itu, Arif sesekali memeriksa kondisi istrinya yang kian lemas saat menunggu di bentor. Sembari panik, Arif pun kembali masuk ke Puskesmas mengecek beberapa ruangan.
“Tetap tidak ada orang, Pak. Saya sudah teriak-teriak. Tapi di ruangan bersalin, saya lihat ada sendal, cuma tidak ada yang keluar,” ujar Arif.
Tak ada jawaban dari Puskesmas Telaga, Arif kembali dan membopong istrinya ke tempat duduk bentor. Saat itu Arif mengaku dibantu oleh pengemudi bentor lain dan seorang security yang kebetulan lewat di depan Puskesmas Telaga.
Arif berniat hendak melarikan istrinya ke Rumah Sakit Islam, yang menurutnya rumah sakit terdekat dari Puskesmas Telaga.
“Pas sampai di rumah sakit, istri saya sudah meninggal,” sesalnya.
Arif mengatakan, sebelum persalinan dirinya pernah mendapatkan pelayanan yang kurang mengenakan dari petugas kesehatan di Puskesmas Telaga. Istrinya dianjurkan untuk melakukan persalinan di Rumah Sakit tanpa tahu apa sebab dari anjuran itu.
“Ti ibu kan bidan, jadi bersalin saja di rumah sakit,” ujar Arif menirukan ucapan salah seorang petugas kesehatan.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Telaga Meliana Panter membantah tuduhan Arif. Meliana mengatakan setiap jaga malam, sekurang-kurangnya terdapat 4 petugas jaga. Dua petugas ditempatkan di UGD dan dua lainnya di ruang persalinan.
“Saat yang bersangkutan datang, dua petugas jaga di UGD sementara menukar tabung oksigen yang sudah kosong,” kata Meliana kepada Gopos,id.
Dia juga membantah bahwa pihaknya melakukan penolakan saat Arif melakukan kontrol kehamilan. Dikatakan Meliana, Faskes yang digunakan oleh istri Arif sebelumnya berlokasi di Samarinda sehingga disarankan untuk mengubah Faskes.
“Saat itu kami tidak menolak, bahkan pasien tersebut sudah beberapa kali melakukan kontrol di sini,” sambungnya.
Lebih rinci Meliana menyebut, pasien tersebut sebelumnya didiagnosa memiliki faktor resiko kehamilan sehingga pihaknya menyarankan untuk melakukan persalinan di rumah sakit. Pasalnya, Puskesmas memang hanya melayani persalinan normal.
“Jadi memang punya faktor resiko kehamilan, makanya kami sarankan untuk bersalin di Rumah Sakit,” kilah Meliana.(Abin/Gopos)
Jadi Trend ini puskes 🤣