GOPOS.ID, GORONTALO – Angin kencang disertai gelombang laut tinggi berimbas pada aktivitas para nelayan di Gorontalo. Mayoritas nelayan memilih tak melaut.
Akibat kondisi cuaca, para nelayan memilih untuk memarkir perahu mereka. Hal itu sebagaimana pantauan gopos.id, di Kelurahan Leato, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Banyak nelayan di kelurahan setempat memutuskan mencari ikan di wilayah pesisir. Para nelayan tak melaut karena khawatir tingginya gelombang laut.
Penuturan beberapa nelayan, cuaca seperti itu dialami mereka setiap tahunnya selama tiga bulan sejak Juli sampai dengan September. Meski demikian, ada juga beberpa nelayan yang melaut dengan menggunakan kapal besar.
“Biasanya kalau musim angin timur seperti ini kami tidak melaut, apalgi melepas jaring. Mengingat cuaca buruk dan ombak besar jelas akan menghantam perahu kami dan jaring. Makanya kami hanya mencari di bagian pesisir pantai saja,” Asfandi Djafar, salah seorang nelayan.
Baca juga: Tiga Ladies Diamankan dalam Penggerebekan Kafe, Ada yang Hamil 3 Bulan
Sementara itu, di tengah kondisi cuaca yang tak bersahabat, beberapa nelayan memilih “banting setir”. Mereka ada yang bekerja sebagai abang bentor, ada pula yang bekerja sebagai buruh bangunan. Hal itu dilakukan agar bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
“Sambil menunggu cuaca bagus, maka kita perbaiki jaringan dan perahu, kami juga melakukan pekerjaan lain agar bisa tetap berpenghasilan,” turur Asfandi.
Sementara itu prakiraan cuaca maritim yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bitung menyebutkan, tinggi gelombang di wilayah Teluk Tomini berkisar 0,5—1,25 meter. Sementara kecepatan angin diprediksi berkisar 8—20 knot/jam. Perkiraan cuaca itu berlaku pada 24 Agustus dari pukul 08.00 wita hingga pukul 20.00 wita.
Sebagaimana diketahui, setiap tahun para nelayan menghadapi musim Angin Timur. Musim ini terjadi di rentang Juni, Juli dan Agustus. Angin kencang disertai gelombang tinggi membuat para nelayan kesulitan melaut. Bahkan sewaktu-waktu bisa membahayakan keselamatan nelayan itu sendiri. Hal itu sebagaimana terjadi belum lama ini. Sebuah kapal ikan Nelayan Sinetron nyaris karam setelah dihantam gelombang tinggi saat melintas di perairan Biluhu, Kabupaten Gorontalo. Saat itu, kapal yang mengangkut 16 orang Anak Buah Kapal (ABK) tersebut bergerak dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Boalemo menuju TPI Gorontalo. (Isno/gopos)