GOPOS.ID, POHUWATO – Untuk mencegah tingginya angka stunting di kabupaten Pohuwato. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), Tematik Desa Popayato, kabupaten Pohuwato membuat kebun gizi, Selasa (10/22/2020).
Kebun ini, diisi oleh berbagai buah dan tanaman sayuran bergizi, yang mulai dikerjakan oleh 30 orang mahasiswa KKN di Dusun II Desa Popayato, pada tanggal 8 September 2020 hingga selesai pada 14 hari setelahnya, dengan luas kebun 6 x 9 meter.
Pembentukan kebun gizi ini, bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya makanan bergizi bagi tubuh. Sehingga masyarakat bisa melihat dan mengetahui tanaman-tanaman yang baik bagi kesehatan tubuh.
Selanjutnya, dilakukan pendataan terhadap ibu hamil dan balita di Desa Popayato Kec. Popayato untuk mengetahui pola pemenuhan kebutuhan makanan bergizi sehari-hari.
Hasilnya, diketahui Kondisi kehidupan masyarakat Popayato memiliki masalah dalam hal penyediaan air bersih. Pasalnya, air yang di konsumsi sehari-hari memiliki warna atau tidak jernih, sehingga keberadaan bakteri atau kotoran pada air tersebut sangat tinggi.
Selain penyediaan air bersih, masyarakat masih banyak yang tidak memiliki WC, sehingga sering membuang tinja di alam terbuka. Pengelolaan sampah juga masih kurang baik, sebab masyarakat lebih memilih membuang sampah sembarang.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN Tematik Desa Popayato, Asri Arbie mengungkapkan bahwa Kebun gizi ini, merupakan kebun gizi sampel yang di targetkan untuk diikuti masyarakat Desa Popayato, agar terjamin kebutuhan pangan yang bergizi bagi masyarakat.
“Stunting dapat diatasi pula dengan keterampilan masyarakat dalam mengelolah makanan yang terdapat di sekitarnya yang diharapkan dapat membantu pemenuhan gizi dalam mengentaskan stunting di Desa,” ujarnya.
Baca juga:Â Satgas Covid-19 Kota Gorontalo Pastikan Proses Tracking Terus Berjalan
Selain itu, dibentuklah tim kaderisasi yang bertujuan untuk mengawal masyarakat yang kurang paham mengenai gizi dan stunting. Kaderisasi ini, akan mengontrol masyarakat terutama ibu hamil, bayi dan balita dalam hal pemenuhan gizi.
“Mereka juga di tuntut untuk membuat kebun gizi di pekarangan rumah. Agar masyarakat setempat bisa melihat antusias kaderisasi dalam hal pencegahan stunting, dan bisa menjadi contoh untuk masyarakat. Proses ini, kami bekerjasama dengan pemerintah Desa Popayato,” jelas Asri.
Untuk mendukung program ini, dibentuklah Peraturan Desa (PERDES) Popayato untuk mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan stunting dan kebun gizi, yang dimulai pada tanggal 16 September 2020.
Hal ini ditambahkan oleh Kepala Desa Popayato, Yusuf Dini Dahumu, PERDES ini telah diserahkan kepada aparat desa untuk ditinjau kembali jika ada kekeliruan.
“Mahasiswa KKN juga telah melaksanakan sosialisasi terkait program ini. Harapannya dengan PERDES ini, dapat memberantas kebiasaan masyarakat yang belum paham dengan pentingnya gizi bagi tubuh yang dapat menyebabkan stunting,” tutupnya. (Aldy/gopos)