GOPOS.ID, GORONTALO – Perbedaan tak selamanya harus dipertentangkan. Justru dengan adanya perbedaan dapat meningkatkan sikap saling menghormati, serta memperkuat jalinan silaturahmi.
Hal itu sebagaimana dilakukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo. Kampus Islam terkemuka di Gorontalo itu punya cara unik dalam mengelola perbedaan. Salah satunya melalui mimbar khatib, yang ditempatkan di masjid kampus IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Berbeda dengan di masjid-masjid pada umumnya. Mimbar khatib yang ada di masjid kampus IAIN Gorontalo memadukan mimbar dengan ciri khas warga Nahdiliyin (NU), dan mimbar ciri khas warga Muhammadiyah. Uniknya meski dipadu menjadi satu mimbar, ciri khas masing-masing tidak lantas dihilangkan. Melainkan tetap dipertahankan.
Ketua Takmirul Masjid IAIN Sultan Amai Gorontalo, Dr. Andries Kango, M.Ag, mengatakan keberadaan mimbar tersebut selain sebagai bentuk perwujudan moderasi beragama, juga untuk menepis perbedaan di antara mahasiswa.
“Kampus itu harus netral, jadi jangan sampai ketika kita, contoh meletakan mimbar dengan ciri khas NU di IAIN, nanti orang mencap, ini IAIN NU. Demikian pula sebaliknya,” ujar Andires Kango.
“Oleh karena itu kami sebagai takmir berpikir untuk membuat mimbar yang digabungkan seperti itu,” sambung pria yang menjabat Ketua Jurusan Manajemen Dakwah IAIN Gorontalo itu.
Keputusan untuk menggabungkan bentuk mimbar khatib dari kegelisahan, ketika salah seorang dosen, Suriyanto, ingin menggantikan mimbar yang lama. Andries lalu berupaya mencari bentuk mimbar yang ideal agar tidak menimbulkan perselisihan.
“Dia (Suriyanto) share ke saya berbagai bentuk mimbar, ketika saya melihat mimbar yg digabungkan ini. Saya bilang sama dia, inilah mimbar yang saya cari selama ini,” tutur Andries.
Lebih lanjut Andries mengatakan mimbar ini juga sebagai bentuk perbenahan IAIN, terlebih dalam waktu dekat ini IAIN akan bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
“Hati itu Allah yang bolak-balikan, siapa tahu cukup melihat Masjid yang sudah berbenah, mereka tergugah, ini (IAIN Sultan Amai Gorontalo) cocok jadi UIN,” tandasnya.(Ari/gopos)