GOPOS.ID, BLITAR – Petani cabai di Kabupaten Blitar harus gigit jari setelah mengalami gagal panen. Gagal panen dialami petani setelah cabai milik mereka diserang penyakit porong.
Salah satu petani cabai yang ada di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Muhaimin mengungkapkan, penyakit atau hama yang sering disebut oleh para petani sebagai porong itu disebabkan cuaca saat ini yang tidak menentu.
“Terkadang hujan, tapi tidak berselang lama panas, begitu terus menerus, sehingga tanaman cabai mudah busuk karena terkena penyakit porong,” ungkapnya Jum’at (26/02/2021).
Menurutnya, kondisi seperti itu mengakibatkan banyak petani mengalami gagal panen. Bahkan penurunan pendapatan dari petani bisa mencapai 80 persen dari keadaan normal.
“Penyakit porong itu menyebarnya cepat, walau awalnya tak begitu banyak mengenai beberapa tanaman cabai saja, tetapi dalam waktu yang singkat bisa menular ke tanaman cabai yang ada di samping kanan atau kirinya,” tambahnya.
Muhaimin menambahkan hal itu pula yang menyebabkan harga cabai di pasar menjadi lebih mahal saat di cuaca seperti ini. Jumlah hasil panen yang turun drastis membuat ketersediaan terbatas. Alhasil harga dari petani juga mengikuti kondisi tersebut. Dituturkannya, saat ini harga cabai langsung dari petani mencapai 75 ribu perkilogramnya, sehingga ia menilai lumrah jika harga di pasar juga mengalami penaikan.
Lanjut lanjut, dengan adanya fenomena yang seperti ini, banyak dari petani sepertinya yang tidak bisa berbuat banyak saat penyakit porong mulai melanda tanaman cabai. Itu disebabkan karena biaya pengobatan yang relatif mahal dan tidak semua petani dapat menjangkau harga tersebut.
“Kalau solusi yang saya pakai, yaitu memilih untuk mengurangi penanaman cabai. Dengan begitu resiko merugi bisa berkurang jika dibanding dengan petani yang menanam cabai dengan jumlah yang tetap atau tidak berubah,” pungkasnya. (mt/gopos)