GOPOS.ID, GORONTALO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo mengonfirmasi terjadinya fenomena puting beliung di Telaga, Kabupaten Gorontalo, pada 5 Mei 2025.
Kejadian ini memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat karena terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan dampak kerusakan infrastruktur. BMKG pun segera memberikan penjelasan terkait penyebab dan potensi bencana serupa yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Menurut Naufal Pramudya Irawan, Prakirawan Cuaca BMKG Gorontalo, fenomena ini erat kaitannya dengan kondisi atmosfer di Provinsi Gorontalo yang saat ini sedang memasuki fase peralihan atau pancaroba.
Pada fase ini, penyinaran matahari berlangsung lebih intens dibanding sebelumnya, sementara kelembapan udara masih tinggi. Kombinasi faktor-faktor ini menyebabkan pertumbuhan awan-awan konvektif yang menjadi pemicu utama terjadinya cuaca ekstrem, termasuk angin kencang dan puting beliung.
“Kita harus paham bahwa bencana hidrometeorologi seperti puting beliung, hujan lebat hingga ekstrem, banjir, dan angin kencang, semuanya berkaitan erat dengan fenomena meteorologi atau cuaca. Masyarakat Gorontalo perlu lebih waspada karena potensi bencana ini tidak hanya terbatas di satu wilayah, tapi juga mungkin terjadi di Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone Bolango. Meskipun untuk validasinya masih memerlukan analisis lebih lanjut, potensi itu tetap ada,” jelas Naufal diwawancarai, Rabu (7-5-2025).
Ia juga menekankan bahwa masa pancaroba memiliki sifat yang sangat dinamis, sehingga sulit diprediksi berapa lama potensi cuaca ekstrem akan bertahan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih aktif memantau prakiraan cuaca yang rutin dirilis BMKG melalui media sosial dan kanal resmi lainnya.
“Kami ingin masyarakat lebih waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Salah satu dampak utama yang sering terjadi akibat puting beliung, misalnya, adalah kerusakan infrastruktur, sehingga penting untuk mengantisipasi sedini mungkin,” ujar Naufal.
Selain itu, BMKG juga mendorong masyarakat untuk tidak hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut atau media tidak resmi, tetapi memastikan informasi yang diterima berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
“Kami terus berupaya memperbarui data prakiraan cuaca agar masyarakat bisa mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Partisipasi aktif warga dalam memantau informasi ini sangat penting agar potensi kerugian dapat ditekan sekecil mungkin,” pungkas Naufal.
Dengan adanya peringatan ini, BMKG berharap masyarakat Gorontalo dapat meningkatkan kesiapsiagaan, terutama menghadapi dampak-dampak yang mungkin timbul di masa pancaroba, mulai dari kerusakan rumah tinggal, fasilitas umum, hingga potensi gangguan aktivitas sehari-hari akibat bencana hidrometeorologi. (Arni/Putra/Gopos)