GOPOS.ID, GORONTALO – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo, bersama Sekretariat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat, telah sukses melaksanakan kegiatan Pemantauan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS) di Posyandu Dahlia Desa Botuwombatu, Kabupaten Gorontalo Utara, pada hari Sabtu, 22 Juni 2024.
Kegiatan pemantauan ini mencakup pelayanan di lima meja yang tersebar di Desa Moluo dan Desa Botuwombatu.
Kabupaten Gorontalo Utara di Provinsi Gorontalo merupakan salah satu lokus pemantauan intervensi serentak stunting. Posyandu Mawar di desa Moluo dan Posyandu Dahlia di desa Botuwombatu menjadi titik sasaran pengawasan. Posyandu diharapkan dapat membantu mencegah peningkatan angka kematian ibu dan anak pada masa kehamilan dan persalinan. Intervensi serentak berfokus pada keluarga yang berisiko mengalami keterlambatan perkembangan dengan mengukur tinggi badan, berat badan bayi, dan melakukan pemeriksaan fisik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi angka stunting melalui pemantauan dan intervensi langsung kepada masyarakat.
Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan hangat dari Sekretaris Daerah Gorontalo Utara, Suleman Lakoro, S.H.,M.M. serta Kepala Desa Botuwombato, Ani Yulianti Kasim. Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Sekretaris Utama BKKBN RI, Drs. Tavif Agus Rayanto, M.Si, bersama Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo, Dr. Faisal Fahmi, S.KM, M.Kes, dan tim TPPS Pusat yang hadir untuk memantau dan memonitor aksi pengukuran bayi serta intervensi serentak dalam rangka akselerasi penurunan stunting.
Di Posyandu Dahlia, pelayanan kesehatan dibagi menjadi dua pos pelaksanaan. Pos 1 melayani proses pendaftaran, penimbangan, pengukuran, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dan pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita usia 12-59 bulan. Target layanan di pos pertama adalah 27 anak, dengan hasil pelayanan sebanyak 25 anak. Sedangkan pos 2 melayani proses pendaftaran, penimbangan, pengukuran, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) dan pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita usia 12-59 bulan serta dilengkapi dengan imunisasi campak dan campak lanjutan. Target layanan di pos kedua adalah 34 anak, dengan hasil pelayanan sebanyak 33 anak. Secara keseluruhan, kedua pos di Posyandu Dahlia hampir mencapai target pelayanan dengan tingkat partisipasi yang tinggi, yaitu 92.6% di pos pertama dan 97.1% di pos kedua. Hasil ini menunjukkan efektivitas program intervensi dan pemantauan kesehatan yang dilakukan.
Selain itu, terdapat pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat, pemeriksaan kesehatan ibu hamil serta pemeriksaan kesehatan dan pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi catin yang terindikasi anemia yang dipusatkan di Pos pelayanan terpadu (Posyandu). Hal ini menunjukkan upaya BKKBN untuk tidak hanya fokus pada pencegahan stunting tetapi juga pada kesehatan umum masyarakat.
Mari jadikan Posyandu sebagai rumah bagi keluarga sehat. Generasi sehat bermula dari peran dan fungsi Posyandu. Dalam hal ini keluarga harus aktif datang ke Posyandu untuk mengamati perkembangan dan pertumbuhan bayi serta menjaga kesehatannya. Tindakan ini dapat mengatasi stunting di Indonesia, kata Drs. Tavif Agus Rayanto, M.Si, saat meninjau intervensi serentak di Posyandu Dahlia, Desa Botuwombatu, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Kamis (22/6).
Seluruh kegiatan berjalan lancar dan mendapatkan respons positif dari masyarakat. Partisipasi tinggi menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemantauan dan intervensi dini dalam pencegahan stunting. Melalui kegiatan ini, diharapkan angka stunting di Provinsi Gorontalo, khususnya di Desa Botuwombato, dapat berkurang secara signifikan. BKKBN Provinsi Gorontalo berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak guna mewujudkan generasi yang sehat dan cerdas. (Putra/Gopos)