GOPOS.ID, GORONTALO – Masa liburan sekolah merupakan saat yang paling membahagiakan bagi siswa di setiap tingkatan. Tak heran momen tersebut sangat diminati sekaligus dinantikan oleh para anak-anak. Sebab mereka memiliki lebih banyak waktu untuk kegiatan bersenang-senang.
Namun masa liburan sekolah tidak mesti identik dengan kegiatan bermain sepanjang hari. Sejatinya liburan sekolah dapat memberi pengalaman baru, menyenangkan, dan bermanfaat. Hal itu sebagaimana dilakukan Lembaga Pendidikan Qur’an Daarul Khairat Gorontalo. Memanfaatkan momentum liburan sekolah, Lembaga Pendidikan Qur’an Daarul Khairat Gorontalo melaksanakan pesantren 10 hari. Kegiatan yang dipusatkan di Rumah Tahfidz dan Tilawah Daarul Khairat di Jl. Lupoyo, Kelurahan Dulomo Selatan, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo itu berlangsung sejak 26 Juni hingga 6 Juli 2022. Pesantren 10 hari Daarul Khairat diikuti 54 santri putra/putri yang berasal dari wilayah Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, serta Bone Bolango.
Selama 10 hari para santri yang mayoritas anak-anak usia sekolah dasar (SD) itu menjalani kehidupan sebagaimana di pesantren. Mereka menjadi santri mukim atau tinggal sehari-semalam penuh di pesantren. Aktivitas yang dijalani sama persis dengan santri yang ada di pesantren. Diawali menunaikan salat tahajud pada sepertiga malam. Menantikan datangnya waktu subuh, para santri mengisi waktu dengan menghafal quran.
Selepas salat subuh, para santri mendapat pelajaran mengenai akhlak. Setelah itu olahraga dan kemudian sarapan pagi. Setelah itu para santri kembali melanjutkan aktivitas dengan menghafal quran. Menjelang salat dhuzur diisi pembelajaran Bahasa Arab.
Usai salat dhuzur, makan, dan beristirahat siang, mereka kembali lagi belajar dengan materi Aqidah menyambut datangnya waktu Salat Ashar. Selepas salat Ashar, aktivitas santri dilanjutkan dengan hafalan Quran. Selanjutnya mandi dan bersiap untuk melaksanakan salat Magrib. Setelah salat magrib dan menantikan datangnya waktu Isya, para santri mendapat pembelajaran tentang Fikih. Lalu makan malam, dan kemudian melanjutkan hafalan Quran hingga waktu istirahat malam tiba.
“Selama 10 hari, anak-anak santri diajarkan dengan suasana kehidupan di pesantren, sehingga kelak ke depan ketika ada yang ingin masuk pesantren setidaknya sudah akrab dengan kehidupan di pesantren,” ungkap Direktur Lembaga Pendidikan Daarul Khairat Gorontalo, Ustadz Ruslan Demanto.
Selama berada di lingkungan pesantren, para santri hanya berinteraksi dengan Alquran dan materi pembelajaran agama. Mereka tidak bersentuhan dengan gawai (handphone), televisi maunpun laptop. Termasuk dengan para orang tua. Tidak ada interaksi secara langsung dengan para santri selama mengikuti Pesantren 10 Hari. Namun, para orang tua tetap bisa mengikuti kegiatan dan aktivitas para santri melalui rekaman video yang dikirimkan oleh pengasuh pesantren lewat WhatsApp Grup.
“Para santri diharapkan mampu menghafal Quran 2 juz selama mengikuti Pesantren 10 hari. Oleh karena itu interaksi dengan di luar pesantren dibatasi agar anak-anak bisa fokus untuk belajar dan mencapai hafalannya,” ujar Ruslan Demanto.
Sementara itu di kalangan orang tua merespon positif kegiatan yang berlangsung di Pesantren 10 Hari Daarul Khairat. Apalagi kegiatan yang dilaksanakan bisa menambah pengetahuan para anak-anak di bidang hafalan Quran serta pendidikan agama. Selain itu para orang tua juga ikut terharu melihat antusiasme para anak-anak santri dalam mengikuti pembelajaran.(hasan/gopos)