GOPOS.ID, GORONTALO – Birokrasi memiliki posisi sentral dan strategis untuk perubahan dan kemajuan bangsa, maka birokrasi dituntut berfungsi sebagai problem solver (penyelesai masalah).
Demikian salah satu catatan penting yang termaktub dalam buku berjudul: Ketidaknetralan Birokrasi Indonesia, Studi Zaman Orde Baru sampai Orde Reformasi. Buku tersebut ditulis oleh Hamka Hendra Noer, yang saat ini menjadi Penjabat Gubernur Gorontalo. Senin (18/7/2022), buku Ketidaknetralan Birokrasi Indonesia yang disusun Hamka Hendra Noer dibedah dengan menghadirkan tiga orang panelis. Yakni Ketua Pusat Kajian Strategis Pemerintahan Jakarta, Dr. Muhadam Labolo, sekaligus Dosen Pascasarjana IPDN; Basri Amin, Ph.D, Lembaga Kajian Sekolah dan Masyarakat, serta Prof. Rauf Hatu, Ketua Senat Universitas Negeri Gorontalo. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemuda dan Olaharga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo itu berlangsung di halaman Museum Purbakala Provinsi Gorontalo.
Hamka Hendra Noer menyampaikan, buku ini terlahir dari proses pengkajian yang panjang, tentang eksistensi politik dan birokrasi dalam demokrasi Indonesia. Hamka menyelesaikan buku ini disela sela penyelesaian akademisi di tahun 2012, saat menempuh jenjang S3 di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) yang terdiri dari 362 halaman.
“Ada mimpi dam harapan besar saat buku ini disusun,” ujar Hamka Hendra Noer.
Hamka mengungkapkan, kelak suatu saat nanti bangsa Indonesia akan tampil dengan wajah birokrasi yang netral dan juga wajah politik yang elegan. Situasi itu secara tidak langsung akan mewujudkan demokrasi berkualitas
“Saya menyelesaikan atau istilahnya editing buku ini sendiri kurang lebih butuh waktu dua tahun. Memang terlalu lama, tapi itu karena di sela – sela sebagai birokrat, saya juga berprofesi sebagai akademisi. Jadi membagi waktu antara birokrasi dan akademisi itu menjadi persoalan yang agak sedikit mengganggu dan pelik. Saat ini saya tidak bisa terlalu jauh menerangkan, ada tim panelis yang akan membedah buku ini,” tuturnya
Acara bedah buku yang mengupas tentang birokrasi, politik dan kenetralan ASN ini berlangsung sangat dinamis dan interaktif. Para panelis menyampaikan tanggapan dari sudut pandang masing–masing seputar kedudukan dan netralitas birokrasi.(adm-02/gopos)