GOPOS.ID, GORONTALO – Bencana banjir yang berulang kali melanda wilayah Kota Gorontalo menuai reaksi warga. Selain aksi pemblokiran jalan oleh warga di lima kelurahan. Aksi protes terhadap bencana banjir turut disuarakan Barisan Relawan Jalan Perubahan Provinsi Gorontalo dan masyarakat Kota Gorontalo, Rabu (5/8/2020).
Protes Barisan Relawan Jalan Perubahan Provinsi Gorontalo ini dilakukan melalui aksi demonstrasi di halaman kantor Wali Kota Gorontalo. Mereka menuntut agar ada tindakan tegas dari seluruh Pemerintah Provinsi maupun daerah yang menyebabkan banjir terus terjadi. Masalah terbesar yang menjadi pemicu banjir adalah pembabatan pohon dan perusakan lingkungan yang terjadi di hulu sungai Bone.
Sekretaris Barisan Relawan Jalan Perubahan Provinsi Gorontalo, Paris Djafar, mengatakan masalah banjir yang sering terjadi dikarenakan aktivitas pembabatan hutan yang sering terjadi di bagian hulu. Jika hal itu terus dibiarkan, maka tanggul darurat yang sedang dikerjakan hanya akan sia-sia. Alasannya lingkungan yang rusak akan terus menyebabkan banjir.
“Susah juga, akan terus banjir begini. Kalau di hulu gundul terus, biarpun tingginya tanggul, tidak ada guna kalau penambangan di hulu tidak dihentikan. Hari ini banjirnya mungkin masih di kaki, beberapa tahun ke depan, kita bisa langsung tenggelam smua,” tegas Paris.
Massa aksi berharap, Pemkab Bone Bolango bersama Pemkot Gorontalo dan Pemprov Gorontalo hingga seluruh pihak, dapat menggelar rapat koordinasi yang jelas dan tegas. Dengan begitu penanganan banjir secara cepat, bisa menyentuh ke akar permasalahan.
“Permasalahan awalnya, itu tambang liar, pembabatan hutan dari perusahaan di huli. Kami sudah survei itu. Kami menghadap ke seluruh pimpinan, tapi masih di luar daerah. Padahal ini sudah lama kami suarakan,” jelas Paris.
Menanggapi tuntutan masyarakat, Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid mengatakan, ada berbagai penyebab terjadinya banjir. Yaitu pepohonan yang berkurang, penyempitan drainase dan badan sungai, hingga sampah yang berserakan di sungai.
“Apalagi di bantaran sungai tidak boleh ada bangunan, tapi jika kita lihat hari ini realitanya berbeda. Jadi hari ini, Pemerintah Kota melakukan langkah yang bisa kita lakukan. Kami juga telah membangun tanggul, dan prosesnya sedang berjalan,” kata Ismail memberi jawaban.
Ismail menambahkan, aspirasi masyarakat akan ditindaklanjuti dalam rapat koordinasi untuk mencari permasalahan banjir secara komprehensif.
“Kami juga capek, sudah 9 kali, banjir berulang kali. Selain pandemi, ini juga banjir menambah kesibukan kita. Tapi, kami terus melakukan yang terbaik. Dan kami akan melakukan koordinasi lagi,” urai mantan Kepala Bappeda Kota Gorontalo itu.
Dalam aksi demonstrasi kali ini, masa melakukan aksi di Kantor Pengadilan Tinggi Negeri Gorontalo, Kantor Wali Kota, Kantor Gubernur dan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo. (Aldy/gopos)