Oleh Wali Putra Pratama Tangahu
Tradisi malam Qunut sendiri ialah sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat pada zaman dahulu saat menjelang doa qunut di bulan suci Ramadhan.
Tokoh Adat Desa Payunga, Kecamatan Batudaa, Syamsudin Mohammad menjelaskan Asal mula tradisi malam qunut di Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo.
“Tradisi Qunut bukan berasal dari pemerintah namun tumbuh dari masyarakat yang berasal dari gunung,” ungkapnya ditemui Jumat Malam (15/4/2022).
Dahulu para masyarakat yang tinggal di gunung turun ke bawah pemukiman yang bertempat di lapangan Porbat Desa Payunga untuk mengisi bak air untuk mandi para jamaah di masjid.
“Ketika mereka mengisi bak air tersebut mereka juga dibayar menggunakan uang yang pada saat itu,” ucapnya.
Tak hanya sekedar mandi biasa mereka mandi di tempat tersebut untuk mandi kebal dan mengetes kekebalan orang-orang pada saat itu.
“Sampai saat ini masih ada hal-hal seperti itu namun sudah tidak terlihat keberadaannya,” ujarnya.
Setelah melakukan hal tersebut mereka kemudian melaksanakan sholat taraweh di masjid. Uang hasil pengisian air bak, mereka gunakan untuk membeli Pisang dan kacang untuk dibawa ke pasangan mereka pada saat itu.
“Akhirnya kebiasaan ini terus ada dan dilakukan hingga saat ini, walaupun malam qunut di Kabupaten Gorontalo dilaksanakan di beberapa tempat namun yang menjadi pusat hanya di Kecamatan Batudaa,” urainya.
Dirinya menerangkan, kebiasaan dan tradisi ini memang murni adalah kemauan dari masyarakat tanpa ada campur tangan pemerintah sejak berpuluh-puluh tahun lamanya.
“Dibeberapa tahun lalu saja saat Pandemi Covid-19 kegiatan ini tetap ada bahkan sampai aparat kepolisian kewalahan saat mengamankan ramainya warga di tempat tersebut,” ucapnya.
Baca Juga: Malam Qunut, Begini Suasana Warga di Batudaa Cs
Jika dilihat pada saat ini tradisi tersebut tetap ada dan tetap dimeriahkan masyarakat sekitar khususnya di kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo.
Hal tersebut juga terlihat saat gopos.id, berkunjung dan melihat masyarakat berkumpul di Lapangan Porbat Desa Payunga untuk menghadiri tradisi malam qunut, Jumat (15/4/2022).
Berbagai macam dagangan diperjualbelikan untuk masyarakat, namun yang menjadi ciri khas dari malam Qunut ialah penjualan Pisang hingga kacang untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Malam Qunut di Batudaa Berlangsung Meriah
Sofyan Patue salah seorang warga yang berkunjung di malam qunut menjelaskan dirinya datang melihat sekaligus membeli Pisang dan kacang di malam tersebut.
“Ini merupakan tradisi turun temurun dari masyarakat sehingga sayang untuk dilewatkan,” ungkapnya.
Selain itu antusiasme masyarakat dan warga sekitar lebih ramai dibandingkan tahun sebelumnya walaupun ditengah Pandemi Covid-19.
Selain itu malam qunut ini juga dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang untuk mengais rezeki lebih dari pendapatan mereka.
Arman Lasena contohnya Warga Kecamatan Tabongo ini mengaku dirinya sudah lama menjajakan pisang dan kacang yang dibelinya dari tempat lain yang kemudian dijualnya kembali di malam qunut.
“Penjualan ditahun ini lebih banyak dibandingkan tahun kemarin, pengunjungnya pun lebih ramai,” ungkapnya. (Putra/Gopos)