GOPOS.ID, GORONTALO – Prestasi membanggakan diraih oleh Anisa Handani Uno. Mahasiswi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tersebut berhasil mewakili Provinsi Gorontalo pada ajang Sekolah Duta Maritim Indonesia ke-III ASPEKSINDO.
Duta Maritim Indonesia Angkatan III tahun 2023 merupakan Kegiatan dari Asosiasi Pemerintah Daerah Kepualauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) yang akan dilaksanakan pada 11-17 Agustus di Gedung DPR RI Nusantara 5.
Salah satu kegiatannya ada studi strategis ke Kementrian Pariwisata dan ekonomi kreatif RI, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Kementrian kelautan dan perikanan RI, Kementrian pemuda dan olahraga RI, Kementrian Koperasi dan UMKM RI, dan Upacara 17 Agustus di Istana Merdeka.
Menurut Anisa, sebelum dinyatakan lulus sebagai finalis duta maritim Indonesia, dirinya telah mengikuti berbagai rangkaian tahapan seleksi yang ketat.
“Mulai dari persiapan fisik, menyiapkan berkas, membuat essay, membuat video wisata bahari yang ada di provinsi gorontalo, kemudian masuk proses wawancara yang dilaksanakan secara online” ujar anisa (8/8/2023)
Dalam tahapan seleksi, Mahasiswi asal Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah tersebut mengangkat tema wisata bahari yang ada di Kabupaten Bone Bolango tepatnya di pantai Botubarani yang terdapat 6 whaleshark atau yang biasa kita kenal dengan sebutan ikan hiu paus.
Whaleshark merupakan salah satu spesies unik yang habitatnya terdapat di Kalimantan Timur, Papua Barat, NTB, dan Gorontalo
“Wisata bahari menjadi salah satu icon yang berada di kabupaten bone bolango. Selain itu ada juga pemanfaatan UMKM yang akan saya bawakan pada ajang perlombaan yaitu marchindise, yang mana merupakan pemanfaatan limbah kayu yang berada di pesisir pantai yang dibentuk menjadi gantungan kunci berbentuk hiu paus, dan juga macrame yang memanfaatkan kerang-kerang yang berada dipesisir pantai tujuannya sebagai pemberdayaan remaja-remaja yang ada dipedesaan” ujar anis
Dirinya mengaku bangga saat bias membawa nama daerah ke tingkat nasional.
“Anak mudah harus sadar akan potensi kekayaan alam, dan keragaman suku budaya yang ada di daerah dan mengambil peran dalam upaya pemberdayaan potensi wisata bahari tersebut,” ujarnya. (muhajir/gopos)