GOPOS.ID, GORONTALO – Sudah seminggu ini, iklim di Gorontalo mengalami perubahan yang cukup drastis. Selain suhu rendah di malam hari yang membuat warga Gorontalo merasa kedinginan dari biasanya.
Angin kencang, gelombang tinggi ditambah dengan cuaca terik matahari mengharuskan masyarakat waspada terhadap berbagai potensi yang bisa terjadi.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya. Kebakaran yang sering terjadi di Gorontalo, pemicunya adalah iklim yang panas di Gorontalo serta aingin kencang yang membuat api cepat melebar ke tempat lain. Begitu pula dengan para nelayan, untuk tetap berhati-hati ketika turun ke laut di siang hari.
Dikonfirmasi Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) provinsi Gorontalo bahwa keadaan ini diprediksi akan terjadi selama beberapa hari ke depan.
Menurut Forcaster On Duty (FOD) BMKG Gorontalo, Adelina Lumban Gaol fenomena ini terjadi karena adanya sistem tekanan rendah yang aktif di sebelah Timur Laut Filipina.
Baca juga: Suhu di Gorontalo Capai 17 Derajat Celcius, Terendah Selama 5 Tahun
“Sehingga menyebabkan angin dan massa udara bergerak menuju sirkulasi tekanan rendah tersebut dengan kecepatan 30-60 km/jam. Dan menimbulkan angin kencang di Sulawesi bagian utara, termasuk Gorontalo,” ucapnya.
Untuk saat ini, musim kemarau masih diprediksi terus berlanjut hingga Oktober 2019. Sementara gelombang tinggi diprediksi akan terjadi di wilayah perairan Gorontalo, akibat adanya induksi angin kencang tersebut.
“Untuk itu diperlukan kewaspadaan masyarakat, terutama yang bermata pencaharian di laut untuk waspada potensi gelombang tinggi. Kami juga akan terus memantau dan menyebarkan informasi gelombang tinggi tersebut,” teranngya.
Angin kencang yang saat ini terjadi dapat menyebabkan gelombang tinggi maupun kerusakan pada bangunan. Untuk itu masyarakat diharapkan untuk waspada terhadap potensi angin kencang tersebut. (Muhajir/andi/gopos)