GOPOS.ID, SOSOK – Leonardo Widharta, merupakan sosok perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dengan meraih gelar Sarjana Ilmu Kepolisian (S.I.K) memiliki segudang prestasi. Itu ia rintis sejak mengembang beberapa jabatan termasuk di wilayah Provinsi Gorontalo. Perwira kerap disapa Leo merupakan lulusan dari Akademik Kepolisian (akpol), tahun 2008.
Sejak lulus dari akpol, Leo dipercayakan menjadi Komandan Kapal Baharkam Polri di tahun 2009 sampai dengan 2014. Selanjutnya di tahun 2014 sampai 2015, ia mengikuti Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) atau disebut Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Dengan segudang pengalamannya di institusi Kepolisian Republik Indonesia, Leo kemudian diangkat menjadi Kanit Riksa Propam, Polda Gorontalo. Selama 2 bulan menjabat sebagai Kanit Riksa Propam, Leo kembali dipercayakan menjadi Kasat Reskrim Polres Boalemo, itu pun hanya 8 bulan lamanya.
Namun pada saat itu beberapa kasus berhasil diungkapnya. Belum genap setahun menjabat sebagai Kasat Reskrim, Polres Boalemo, dirinya kembali dipercayakan menjadi Kanit Opsnal Dirnarkoba, Polda Gorontalo. Sejaka 3 bualan menjadi Kanit Opsnal Ditnarkoba, banyak kasus narkoba berhasil diungkap.
Seiring berjalannya waktu, Leo kemudian mendapat mandat diangkat sebagai Kasat Narkoba, Polres Gorontalo. Selama ia menjabat kurang lebih 2 tahun 6 bulan, beberapa kasus berhasil diungkpanya.
Seperti kasus narkoba, di tahun 2017 sebanyak 11 kasus dengan 6 orang tersangka. Di 2018 sebanyak 12 kasus, 14 orang tersangka, sementara 2019 sebanyak 6 kasus, 9 orang tersangka. Semua kasus narkoba yang ditanganinya sejak itu melebihi target yang ditentukan.
Ditambah lagi dengan kasus penyelundupan minuman keras berbagai jenis yang merupakan tangkapan terbesar saat itu dengan jumlah besar, berhasil diungkap. Bahkan dengan prestasi yang ia miliki, membawa kebanggaan tersendiri satuan unit yang dipimpinnya. Anggaran yang tadinya kecil naik secara drastis.
Diperjalan karirnya sebagai Kasat Narkoba, Polres Gorontalo, di tahun 2019 dirinya dipercayakan menjabat Kasat Narkoba, Polres Pohuwato. Di daerah unjung barat gorontalo, Leo mulai menunjukan komitmennya sebagai penegak hukum di lingkungan Polri.
Betapa tidak, sehari setalah serah terima jabatan (sertijab), Leo sudah langsung menangkap pengguna narkoba jenis sabu. 5 hari setelah ia menjabat sebagai kasat narkoba di dumi panua, Leo kembali mengungkap peredaran pil koplo sebanyak 247 butir dengan uang sejumlah Rp. 290.000.
Selanjutnya pada awal bulan Agustus, Leo juga mengamankan ribuan botol miras dengan berbagai jenis pada razia rutin. Bahkan terakhir tangkapan di penghujung tahun 2019, Leo berhasil mengungkap peredaran miras terbesar yaitu sebanyak 15 ton atau setara 15 ribu liter. Itu merupakan tangkapan terbesar di gorontalo, setelah Polda Gorontalo, yang berjumlah 9 ton.
Selain itu, sudah banyak kasus terbesar yang diungkapnya termasuk penyalagunaan dan peredaran barang haram narkoba. Baru-baru ini kasus yang berhasil diungkapnya peredaran pil koplo sebanyak 4466 butir serta penangkapan 5 tersangka sekaligus dalam penyalagunaan narkoba jenis sabu.
Prestasi tersebut tidak membuat anak ke-2 dari 3 bersaudara ini merasa bangga, akan tetapi itu dijadikannya spirit dan motivasi dalam menumpas aksi kejahatan tentang peredaran miras dan penyalagunaan obat terlarang. Sebagai bagian dari institusi penegak hukum, sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya dalam memberantas tindakan yang melanggar hukum.
“Selama itu melanggar siapa pun dia pasti saya akan tindaki sesuai hukum yang berlaku. Apalagi menyangkut narkoba dan peredaran miras, jelas melanggar hukum maka itu menjadi kewajiban kita sebagai penegak hukum untuk dilakukan penindakan sesuai proses hukum yang berlaku,” uajar Leonardo Widharta yang kerap disapa Leo.(isno/gopos)