GOPOS.ID, KAB. MALANG – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Malang – Global Wakaf, tanam perdana bibit padi jenis HMS 700, di Embung Pandanmulyo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Rabu (4/11/2020).
Tanam raya bibit unggul bersama ahli rekayasa genetika bidang pertanian, Prof. Dr. Hariyadi, MP, di atas lahan 3.000 meter persegi itu, untuk membangkitkan kesejahteraan para pahlawan pangan di Malang Raya.
Ketahanan isu pangan memang menjadi agenda besar Global Wakaf – ACT Malang, untuk terus bangkit bersama dari keterpurukan bangsa ini, di masa pandemi covid-19. Terlebih bagi para petani yang kesejahteraan hidupnya masih di bawah kata layak.
Hariyadi menyampaikan, hasil panen petani selama ini hanya menghasilkan gabah 6 sampai 10 ton. Namun dengan menggunakan bibit HMS 700, bisa menghasilkan 18 sampai 21 ton per hektare (ha).
Pertanian khususnya di Kabupaten Malang, kata dia, masih menjadi berita sehari hari. Terjerat utang karena kebutuhan modal pertanian. Dampak riba tidak berkesudahan akibat pinjaman berbunga.
Kondisi seperti ini, sangat merugikan petani, walau masa panen tiba. Sebab, keuntungan gabah yang dipanen tak bisa dirasakan karena harus melunasi utang kepada rentenir, ujarnya.
Tak hanya itu, setiap tahun lahan pertanian di Kabupaten Malang selalu berkurang akibat pembangunan sektor non pertanian masif terus dilakukan. Sehingga, para petani kesulitan menanam padi. Dampaknya, hasil gabah pertanian berkurang dan menipis. Keuntungan yang didapat pun tidak seberapa.
Oleh karena itu, bibit padi HMS 700 ini, adalah solusi yang akan menjawab berbagai permasalahan kesejahteraan petani di Kabupaten Malang. Para petani akan memanen hasil dua kali lipat dari hasil panen biasanya dan pendapatan mereka pun akan meningkat.
“Ini adalah awal dari bangkitnya kesejahteraan petani dimasa depan,” tutup Direktur Pusat Kajian Pertanian Organik Terpadu (PKPOT) itu, saat memaparkan materi kepada para petani.
Sementara, Branch Manager Global Wakaf-ACT Malang, Diki taufik Sidiq, menjelaskan, tanam raya ini merupakan aksi program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI). Program ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi dan kesejahteraan petani.
“Tanam raya kali ini merupakan sinergi bersama dari pakar, petani dan relawan yang bergerak bersama untuk kembali menguatkan ketahanan dan kemandirian pangan bangsa,” jelas Diki.
Ia pun mengajak masyarakat untuk turut mendukung program MPPI tersebut, agar skala program lebih luas lagi dengan dana wakaf terbaik.
Sekadar diketahui, bibit HMS 700 dan pupuk disediakan oleh Global Wakaf ACT secara gratis yang bersumber dari dana wakaf. Gabah yang sudah dipanen nanti, akan dibeli oleh Global Wakaf dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasaran. (asral/gopos)